kti la ode safar

88
ASUHAN KEPERAW SISTEM PERSARA OCCUPYING LE DI RU Diajukan untuk mem Progra Ke P WATAN PADA KLIEN Tn. T DENGAN AFAN: POST OP LAMINEKTOMI POD X ESION (SOL) INTRAMEDULER EKSTRA UANG BEDAH SARAF LANTAI II RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH menuhi salah satu syarat dalam menyelesaika am Diploma III Keperawatan pada Akadem eperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : LA ODE MUHAMAD SAFAR NIM. 13. 13. 1070 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 N GANGGUAN XIV A/I SPACE AMEDULER P an Pendidikan mi

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 26-Jan-2017

112 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti la ode safar

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. T DENGAN GANGGUANSISTEM PERSARAFAN: POST OP LAMINEKTOMI POD XIV A/I SPACE

OCCUPYING LESION (SOL) INTRAMEDULER EKSTRAMEDULERDI RUANG BEDAH SARAF LANTAI II RSUP

dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

LA ODE MUHAMAD SAFARNIM. 13. 13. 1070

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. T DENGAN GANGGUANSISTEM PERSARAFAN: POST OP LAMINEKTOMI POD XIV A/I SPACE

OCCUPYING LESION (SOL) INTRAMEDULER EKSTRAMEDULERDI RUANG BEDAH SARAF LANTAI II RSUP

dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

LA ODE MUHAMAD SAFARNIM. 13. 13. 1070

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. T DENGAN GANGGUANSISTEM PERSARAFAN: POST OP LAMINEKTOMI POD XIV A/I SPACE

OCCUPYING LESION (SOL) INTRAMEDULER EKSTRAMEDULERDI RUANG BEDAH SARAF LANTAI II RSUP

dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

LA ODE MUHAMAD SAFARNIM. 13. 13. 1070

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

Page 2: Kti la ode safar

i

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :

”Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. T dengan Gangguan Sistem Persarafan

: Post Laminektomi POD XIV a/i Space Occupying Lesion (SOL) Intrameduler

Ekstrameduler di Ruang Bedah Saraf Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr.

Hasan Sadikin Bandung”.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan penguji.

Raha, 27 Juni 2016

Pembimbing

HARNIA, S.Kep., Ns

Mengetahui

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep.,Ns.,M.KepNIP. 198002122003122006

Page 3: Kti la ode safar

ii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATANJln. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-2522954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di hadapan Dewan PengujiPada Tanggal, 01 Juli 2016

DEWAN PENGUJI

1. HARNIA, S.Kep., Ns (…………..…….)

2. ALMAWIN SUSEN, S.Kep., Ns., M.Kes (…………….…..)

3. FITRIA MARFI, S.Kep., Ns (…………...……)

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada

Akademi Keperawatan Pemkab Muna

Raha, 26 Juli 2016Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep.,Ns.,M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

iiiii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATANJln. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-2522954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di hadapan Dewan PengujiPada Tanggal, 01 Juli 2016

DEWAN PENGUJI

1. HARNIA, S.Kep., Ns (…………..…….)

2. ALMAWIN SUSEN, S.Kep., Ns., M.Kes (…………….…..)

3. FITRIA MARFI, S.Kep., Ns (…………...……)

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada

Akademi Keperawatan Pemkab Muna

Raha, 26 Juli 2016Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep.,Ns.,M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

iiiii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATANJln. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-2522954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di hadapan Dewan PengujiPada Tanggal, 01 Juli 2016

DEWAN PENGUJI

1. HARNIA, S.Kep., Ns (…………..…….)

2. ALMAWIN SUSEN, S.Kep., Ns., M.Kes (…………….…..)

3. FITRIA MARFI, S.Kep., Ns (…………...……)

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada

Akademi Keperawatan Pemkab Muna

Raha, 26 Juli 2016Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep.,Ns.,M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

iii

Page 4: Kti la ode safar

iii

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan data Medical Record di Ruang Bedah Saraf Gedung KemuningLantai II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari sampai dengan Februari 2016,penyakit Space Occupying Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler (Tumor Medulla Spinalis)tidak termasuk dalam golongan sepuluh penyakit terbesar, tetapi Space Ocopying Lesion (SOL)Intrameduler Ekstrameduler (Tumor Medulla Spinalis) penting untuk dibahas kerena dapatmenimbulkan masalah yang kompleks bagi tubuh jika tidak di tangani dengan segera bahkan dapatberujung pada kematian.Tujuan Penulisan : Karya Tulis Ilmiah ini untuk memperoleh pengalaman secara nyata danmampu melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosialdengan pendekatan proses keperawatan tentang pelaksaan asuhan keperawatan pada klien dengangangguan sistem persarafan : ”Space Occupying Lesion (SOL) Intradular Ekstramedular ”.Metode Telaahan : Dalam karya tulis ilmiah ini menggunakan metode analisis deskriptif melaluistudi kasus berdasarkan suatu proses keperawatan.Hasil : Dari hasil pengkajian didapatkan 4 diagnosa dimana terdapat 3 diagnosa aktual yakni nyeriakut, defisit perawatan diri, ansietas dan terdapat 1 diagnosa resiko yakni : resiko tinggi infeksi.Dari hasil evaluasi setelah diberikan perawatan selama 4 hari pada klien Tn. T, didapatkan 2diagnosa telah teratasi yaitu defisit perawatan diri dan ansietas, serta 2 diagnosa keperawatanbelum teratasi tetapi sudah ada perubahan.Kesimpulan : Pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan ganguansistem persarafan : “Space Occupying Lesion (SOL) Intradular Ekstramedular ” berdasarkan teoridan kondisi klien sangat besar pengaruhnya terhadap proses penyembuhan serta adanya kerjasamayang baik antara perawat, klien dan keluarga serta tim kesehatan lain.

Page 5: Kti la ode safar

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. A

dengan Gangguan Sistem Persarafan : Post Op Laminaktomi POD XIV a/i Space

Occupying Lession di Ruang Bedah Saraf Gedung Kemuning Lantai II Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma

III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas atas bimbingan,

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material. Oleh

karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, MARS. Selaku Direktur Utama Pendidikan

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah

memberikan waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian

praktek klinik keperawatan pada Rumah sakit yang dipimpinnya.

2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna yang telah membimbing dan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Akper pemkab

Muna.

3. Bapak Kalih Sarjono, S.Kep, Ns selaku CI Lahan dalam pelaksanaan ujian

akhir program praktek klinik keperawatan untuk studi kasus pada karya tulis

ilmiah ini.

4. Ibu Harnia, S.Kep, Ns, selaku pembimbing karya tulis ilmiah sekaligus CI

Institusi ujian akhir program praktek klinik keperawatan yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan

mengarahkan penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

Page 6: Kti la ode safar

v

5. Seluruh Staf Dosen Akademi Keperawatan Pemkab Muna yang telah

memberikan dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan

karya tulis ilmiah ini.

6. Keluarga tercinta khususnya Ayahndaku “La Ode Engkurawu dan Ibundaku

Wa Ode Sitti, kakakku Halfia, Bari, Erwin, Ruslan, Nur Ani, dan Ardin ”serta

seluruh keluarga yang tidak putus –putusnya memberikan doa, motivasi,

harapan dan dorongan baik moril maupun materi selama mengikuti pendidikan

hingga penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Rekan–rekan seangkatan yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini dan selalu mendukung saya selama menjalani pendidkan

di Akper sampai saat ini.

8. Buat seseorang yang spesial khususnya “Wa Ode Nurmila” yang senantiasa

menemani serta telah memberikan motivasi dan dukungan dalam pembuatan

karya tulis ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan cepat tanpa rasa

lelah.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kepada semua pihak

yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga selesai. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak

kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya, olehnya itu penulis

mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama

bagi penulis dan seprofesi dan pembaca yang budiman guna mengembangkan

dunia keperawatan.

Raha, 27 Juni 2016

Penulis

Page 7: Kti la ode safar

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

ABSTRAK .............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................ v

DAFTAR ISI........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xii

MOTTO PERSEMBAHAN.................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................. 3

C. Tujuan Penulisan................................................................ 3

D. Manfaat Penulisan.............................................................. 4

E. Metode Telaahan................................................................ 5

F. Waktu Pelaksanaan ............................................................ 6

G. Tempat Pelaksanaan .......................................................... 6

H. Sistematika Telaahan ......................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN :

POST OP LAMINEKTOMI TUMOR SPACE

OCCUPYING LESION (SOL) INTRAMEDULER

EKSTRAMEDULER

A. Konsep Dasar

1. Defenisi....................................................................... 8

2. Anatomi Fisiologis Sistem Persarafan........................ 8

3. Etiologi ....................................................................... 11

Page 8: Kti la ode safar

vii

4. Patofisiologi ................................................................ 12

5. Klasifikasi ................................................................... 12

6. Tanda dan Gejala ........................................................ 12

7. Pemeriksaan Penunjang .............................................. 12

8. Penatalaksanaan Medis ............................................... 13

9. Komplikasi.................................................................. 14

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian................................................................... 15

2. Diagnosa Keperawatan ............................................... 21

3. Perencanaan ................................................................ 21

4. Implementasi............................................................... 26

5. Evaluasi....................................................................... 26

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian ..................................................................... 27

2. Diagnosa Keperawatan.................................................. 42

3. Rencana Asuhan Keperawatan...................................... 44

4. Implementasi dan Evaluasi ........................................... 47

5. Catatan Perkembangan.................................................. 50

B. Pembahasan

1. Pengkajian ..................................................................... 53

2. Diagnosa Keperawatan.................................................. 54

3. Perencanaan................................................................... 57

4. Implementasi ................................................................. 58

5. Evaluasi ......................................................................... 59

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ........................................................................ 60

B. Rekomendasi...................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 9: Kti la ode safar

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Intervensi dan Rasional Gangguan Perfusi Jaringan..................... 22

2. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Trauma Spinalis .............. 22

3. Intervensi dan Rasional Ketidakefektifan pola napas ................... 23

4. Intervensi dan Rasional Nyeri Akut.............................................. 23

5. Intervensi dan Rasional Gangguan Mobilitas Fisik ...................... 24

6. Intervensi dan Rasional Konstipasi............................................... 24

7. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Retensi Urin.................... 25

8. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan............................... 25

9. Pola Kegiatan Sehari-Hari............................................................. 36

10. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 38

11. Analisa Data .................................................................................. 40

12. Perencanaan................................................................................... 44

13. Implementasi dan Evaluasi ........................................................... 47

14. Catatan Perkembangan.................................................................. 50

Page 10: Kti la ode safar

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jaringan Saraf ................................................................................ 9

2. Medula Spinalis............................................................................. 10

Page 11: Kti la ode safar

x

DAFTAR SINGKATAN

DS : Data Subyektif

DO : Data Objektif

GCS : Glasgow Coma Scale

KDM : Kebutuhan Dasar Manusia

N : Nadi

No : Nomor

P : Pernapasan

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

S : Suhu

SOAP : Subyektif, Objektif, Analisa, Dan Perencanaan

SOL : Space Occupying Lesion

TD : Tekanan Darah

Tn : Tuan

WHO : World Health Organization

Page 12: Kti la ode safar

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Satuan Acara Pembelajaran

Lampiran II : Leaflet

Lampiran III : Lembar Konsultasi

Page 13: Kti la ode safar

xii

MOTTO PERSEMBAHAN

Hidupmu adalah milikmu, kamu sendiri yangmenentukan baik buruknya, dan kamulah yang memimpindirimu sendiri, bukan orang lain.........

Hidup memang penuh resiko, dan tak ada alasan untukberdiam pun menghidarinya, Berbuatlah selagi Tuhan masihmemberikan waktu....dan gunakanlah waktu dan hidupmusebijak mungkin ,,,,,,,...

“la ode muhamad safar”

Hidupmu adalahpilihanmu

Page 14: Kti la ode safar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan,

sangat khusus dan kompleks. Sistem saraf ini mempunyai kemampuan untuk

mengkoordinasi mengatur dan mengendalikan interaksi antara individu

dengan lingkungan sekitarnya. Sistem persarafan mengatur kebanyakan

aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Pengaturan saraf tersebut

memungkinkan terjalinnya komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga

menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Di zaman yang

moderen ini banyak sekali masalah kesehatan yang timbul pada sistem

persarafan. Salah satu penyakit yang terjadi pada sistem persarafan yaitu

tumor medula spinalis (Muttaqin, 2008).

Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang

belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena

keterlibatan medulla spinalis atau akar-akar saraf. Tumor medula spinal

dikelompokan menjadi: tumor intrameduler, tumor intradura ekstrameduler

dan tumor ekstradura. Tumor medula spinalis intradura ekstrameduler

merupakan jenis tumor dengan jumlah insiden tertinggi (53,7%) bila di

bandingkan dengan jenis tumor medua spinalis lainnya. Tumor Medula

Spinalis intradura ekstrameduler yaitu tumor yang berkembang dalam tulang

belakang atau isinya berada dalam dural (intradural) dan terletak di luar

medular (ekstramedular) (Muttaqin, 2008).

Page 15: Kti la ode safar

2

Menurut laporan World Health Organisation (WHO) pada tahun 2010

Jumlah kasus Tumor medula spinalis di Amerika mencapai 15% dari total

jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan

insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah

penderita pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30

hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di

segmen thorakal dan 20% terletak di segmen lumbosakral. Sedangkan di

Indonesia jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara

pasti (Fitri, 2014).

Berdasarkan data Medical Record di Ruang Bedah Saraf Gedung

Kemuning Lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari

sampai Februari 2016, penyakit Space Occupying Lesion (SOL) Intrameduler

Ekstrameduler (Tumor Medulla Spinalis) tidak termasuk dalam golongan

sepuluh penyakit terbesar, tetapi Space Occupying Lesion (SOL) Intrameduler

Ekstrameduler (Tumor Medulla Spinalis) penting untuk dibahas kerena dapat

menimbulkan masalah yang kompleks bagi tubuh jika tidak di tangani dengan

segera bahkan dapat berujung pada kematian.

Mengingat luasnya masalah yang dapat di timbulkan oleh penyakit

Space Occupying Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler (Tumor Medulla

Spinalis), sehingga penulis merasa tertarik untuk membuat Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul: “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. T dengan

Gangguan Sistem Persarafan.: Post Op Laminektomi POD XIV a/i Space

Occupying Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler di Ruang Bedah Saraf

Page 16: Kti la ode safar

3

Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin

Bandung”.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang lingkup

masalah yang dibahas yaitu “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. T dengan

Ganguan Sistem Persarafan: Post Op Laminektomi POD XIV a/i Space

Occupying Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler di Ruang Bedah Saraf

Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin

Bandung”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan ganguan sistem

persarafan: Post Op Laminektomi POD XIV a/i Space Occupying Lesion

(SOL) Intrameduler Ekstrameduler di Ruang Perawatan Bedah Saraf,

meliputi aspek biologis, psikologis, spiritual dan cultural dengan proses

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien Tn. T

dengan gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV a/i

Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

Page 17: Kti la ode safar

4

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Tn. T dengan

gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV a/i Space

Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien Tn. T dengan

gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV a/i Space

Occupying Lesion (SOL) intrameduler ikstrameduler.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Tn. T dengan

gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV a/i Space

Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien Tn. T dengan

gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV a/i Space

Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

f. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan pada

klien Tn. T dengan gangguan sistem persarafan: post op laminektomi

POD XIV a/i Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler

ekstrameduler.

D. Manfaat

1. Rumah sakit

Sebagai bahan masukan bagi institusi terkait khususnya di bagian

Ruang Bedah Saraf Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

Page 18: Kti la ode safar

5

2. Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi rekan-rekan

mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan

pada klien dengan gangguan sistem persarafan: post op laminektomi a/i

Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

3. Profesi

Sebagai sumbangsih isi pikir dalam mengembangkan ilmu

keperawatan, khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV a/i

Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

4. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama pendidikan dalam penerapan asuhan keperawatan pada

klien dengan gangguan sistem persarafan: post op laminektomi POD XIV

a/i Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler ekstrameduler.

E. Metode Telaahan.

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan

beberapa pendekatan untuk mengumpulkan data mengenai pembahasan

asuhan keperawatan pada klien dengan ganguan sistem persarafan: post op

laminektomi POD XIV a/i Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler

ekstrameduler yaitu:

1. Observasi yaitu mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, sosial,

kultural dan spiritual.

Page 19: Kti la ode safar

6

2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan

secara langsung pada klien dan keluarganya.

3. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan

fisik pada klien secara Head To Toe meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi dan didokumentasikan secara persistem.

4. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan

status klien melalui rekam medik.

5. Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari teori-teori dari

buku-buku, dan literatur yang terpercaya seperti internet dan surat kabar,

sebagai kerangka teori yang dijadikan acuan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien.

F. Waktu pelaksanaan

Studi kasus dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal 23 sampai dengan

26 Februari 2016.

G. .Tempat Pelaksanaan

Studi kasus dilaksanakan di Ruang Bedah Saraf Gedung Kemuning

Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

H. Sistematika Telaahan.

Untuk memahami apa yang ada dalam karya tulis ini, maka penulis

menguraikan dalam beberapa bab dan sub bab sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang

ruang lingkup pembahasan, tujuan, manfaat, metode

Page 20: Kti la ode safar

7

telaahan, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan serta

sistematika telaahan.

Bab II : Tinjauan Teoritis, asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem persarafan: post op laminektomi a/i

Space Occupying Lesion (SOL) intrameduler

ekstrameduler, menjelaskan tentang konsep dasar meliputi

definisi, anatomi fisiologi sistem saraf, etiologi,

patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik,

penatalaksanaan medik, komplikasi, serta tinjauan teoritis

tentang asuhan keperawatan.

Bab III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, terdiri dari laporan

kasus yang merupakan laporan asuhan keperawatan pada

klien Tn. T dengan gangguan sistem persarafan: post op

Laminektomi a/i Space Occupying Lesion (SOL)

intrameduler ekstrameduler yang disajikan secara

sistematik dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi keperawatan dan catatan

perkembangan serta berisi pembahasan.

Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, membahas tentang

kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan dan

formulasi saran untuk rekomendasi yang operasional

terhadap masalah yang ditemukan.

Page 21: Kti la ode safar

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: SPACE OCCUPYING

LESION (SOL) INTRADUREL EKSTRAMEDULER

A. Konsep Dasar

1. Definisi

Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal dimulai dari

daerah servikal pertama hingga sakral (Hakim, 2006).

Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam

tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala

karena keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf (Muttaqin, 2008).

Tumor medula spinalis dapat menyebabkan gejala lokal dan distal

dari segmen spinal yang terkena (melalui keterlibatan traktus sensorik dan

motorik pada medula spinalis) (Price & Wilson, 2006).

Dari ketiga pengertian diatas, dapat di simpulkan bahwa tumor

medula spinalis yaitu suatu kelainan tidak lazim yang dapat menyebabkan

gejala lokal dan distal dari segmen spinal yang dapat terjadi pada daerah

cervical pertama hingga sacral.

2. Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan

a. Anatomi Sistem Persarafan

1) Jaringan Saraf

a) Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan

fungsional sistem persaafan.

Page 22: Kti la ode safar

9

b) Transmisi sinaps, merupakan tempat untuk mengadakan kontak

dengan neuron lain atau dengan organ-organ efektor

c) Neurotransmiter, merupakan zat kimia yang disintesis dalam

neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung

akson. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar I di bawah ini :

Gambar 1. Sel saraf (neuron) dengan akson dan dendrit (Muttaqin,2008).

2) Otak merupakan bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam

rongga tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat.

Otak terdiri dari :

a) Cerebrum merupakan bagian otak yang paling besar dan paling

menonjol.

b) Batang otak, terdiri dari diencephalons, mesensefalon,

ponsvaroli, dan medula oblongata.

c) Cerebellum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan

belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh visura

transversalis di belakangi oleh pons varoli dan di atas medula

oblongata dan merupakan pusat koordinasi dan integrasi.

9

b) Transmisi sinaps, merupakan tempat untuk mengadakan kontak

dengan neuron lain atau dengan organ-organ efektor

c) Neurotransmiter, merupakan zat kimia yang disintesis dalam

neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung

akson. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar I di bawah ini :

Gambar 1. Sel saraf (neuron) dengan akson dan dendrit (Muttaqin,2008).

2) Otak merupakan bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam

rongga tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat.

Otak terdiri dari :

a) Cerebrum merupakan bagian otak yang paling besar dan paling

menonjol.

b) Batang otak, terdiri dari diencephalons, mesensefalon,

ponsvaroli, dan medula oblongata.

c) Cerebellum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan

belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh visura

transversalis di belakangi oleh pons varoli dan di atas medula

oblongata dan merupakan pusat koordinasi dan integrasi.

9

b) Transmisi sinaps, merupakan tempat untuk mengadakan kontak

dengan neuron lain atau dengan organ-organ efektor

c) Neurotransmiter, merupakan zat kimia yang disintesis dalam

neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung

akson. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar I di bawah ini :

Gambar 1. Sel saraf (neuron) dengan akson dan dendrit (Muttaqin,2008).

2) Otak merupakan bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam

rongga tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat.

Otak terdiri dari :

a) Cerebrum merupakan bagian otak yang paling besar dan paling

menonjol.

b) Batang otak, terdiri dari diencephalons, mesensefalon,

ponsvaroli, dan medula oblongata.

c) Cerebellum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan

belakang tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh visura

transversalis di belakangi oleh pons varoli dan di atas medula

oblongata dan merupakan pusat koordinasi dan integrasi.

Page 23: Kti la ode safar

10

3) Medula spinalis, merupakan bagian susunan saraf pusat yang

terletak di dalam kanalis vertebralis bersama ganglion radiks

posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis

terletak berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus

persarafan tubuh, angota badan serta bagian kepala. Vertebra

dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus,

membentuk skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari

skeleton (tulang cranium, costadan sternum). Vertebra pada orang

dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7

cervical, 12 thoracal, 5 lumbal, 5 sacral, 4 coccigeal. Tulang

vetebra terdiri dari jaringan lunak berupa ligament, discus dan

faset, tulang belakang dan medulla spinalis (Syaifuddin, 2006).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini :

Gambar 2 : Struktur Tulang VetebralSumber: (Price & Wilson, 2005).

Page 24: Kti la ode safar

11

b. Fisiologi Sistem Saraf

Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti kontraksi

otot, peristiwa viseral yang berubah dengan cepat, menerima ribuan

informasi dari berbagai organ sensorik dan mengintegrasikannya untuk

menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh. Membran sel bekerja

sebagai suatu sekat pemisah yang amat efektif dan selektif antara cairan

intraseluler dan ekstraselulerdalam keadaan istrahat cairan ekstraseluler

adalah elektro-positif dan cairan intraseluler adalah elektro-negatif.

Gelombang depolarisasi merupakan suatu rangsangan neuron pada

membran neuron setempat mengakibatkan perubahan permebilitas

membrane sehingga ion-ion natrium dapat mengadakan difusi masuk ke

dalam neuron (akson). Masuknya ion natrium yang bermuatan positif ke

dalam neuron menyebabkan membran tersebut menjadi positif didalam

dan negative di luar (Syaifuddin, 2006).

3. Etiologi

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum

diketahui secara pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat

ini masih dalam tahap penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-

bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Adapun tumor sekunder

(metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang menyebar dari bagian

tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding

pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis yang normal dan

membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut (Fitri, 2014).

Page 25: Kti la ode safar

12

4. Patofisiologi

Medula spinalis radiksnya paling sering tertekan (terkompresi)

disebelah anterior oleh penyebaran posterior dari mestastasis hematogen

pada tulang belakang. Terus sampai ke rongga epidural atau melalui

kolapsnya tulang belakang. Sumsung tulang juga bisa terkena penyebaran

tumor paraspinal melalui foramen intervertebra, yang bisa terjadi tanpa

tanda-tanda kelainan pada tulang. Kerusakan terutama diperantarai oleh

gangguan sirkulasi pembuluh darah kecil yang dipicu oleh perubahan

tekanan darah kanalis spinalis. Bisa terjadi metastasis epidural multipel

yang menekan medula spinalis di berbagai tempat (Davey, 2005).

5. Klasifikasi

Tumor spinal merupakan tumor yang melibatkan medula spinalis

dan kolumna vertebralis. Tumor spinal dikelompokkan menjadi : Tumor

Intradural-Intramedular, tumor intradura ekstrameduler dan tumor

ekstradura (Price & Willson, 2006).

6. Tanda dan Gejala

Nyeri, kelemahan, sensori menurun/parestesia, ataksia, retensi urin

dan kostipasi (Davey, 2005).

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium : cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan

protein dan xantokhrom, dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan.

Page 26: Kti la ode safar

13

b. Foto Polos Vertebrae : foto polos seluruh tulang belakang 67-85%

abnormal. Kemungkinan ditemukan erosi pedikel (defek menyerupai

“mata burung hantu” pada tulang belakang lumbosakral AP) atau

pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan vertebra,

sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat,

hodgkin, dan biasanya Ca payudara.

c. CT-scan : CT-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi

tumor, dan juga dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor.

d. MRI : Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan

yang mengalami kelainan secara akurat (Davey, 2005).

8. Penatalaksanaan Medik

1) Kortikosteroid dosis tinggi bisa mengurangi gejala.

2) Radioterapi untuk mengurangi ukuran tumor adalah terapi pilihan dan

bisa mengurangi nyeri.

3) Kemoterapi : kemoterapi sitotoksin adalah terapi pilihan pada anak-

anak dengan tumor yang kemosensitif, dan sebagai terapi tambahan

radioterapi pada orang dewasa dengan penyakit yang kemosensitif.

4) Fisioterapi sangat penting dalam memaksimalkan pulihnya fungsi

neurologis.

5) Pembedahan laminektomi

1) Laminektomi adalah membuang lamina dan ligamentum flavum

dari tepi lateral satu resesus lateralis sampai melibatkan level

transversal spina.

Page 27: Kti la ode safar

14

2) Tujuan : untuk mengeluarkan lamina dan untuk menghapus taji

tulang pada tulang belakang.

3) Prosedur tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan

sekelilingnya dengan teknik myelotomy. Aspirasi ultrsonik, laser

dan mikroskop digunakan pada pembedahan tumor medula

spinalis.

4) Indikasi : Tumor dan jaringan tidak dapat di diagnosis

(pertimbangkan biopsy bila lesi dapat dijangkau), medula spinalis

yang tidak stabil, kegagalan radiasi dan rekurensi (kekambuhan

kembali) setelah radiaksi maksimal (Devay, 2005).

9. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain:

paraplegia, quadriplegia, infeksi saluran kemih, kerusakan jaringan lunak,

komplikasi pernapasan. Komplikasi yang mungkin muncul, yaitu :

a. Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada

anak-anak dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang

tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis.

b. Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat terjadi

obstruksi foramen Luschka sehingga menyebabkan hidrosefalus (Price

& Wilson, 2006).

Page 28: Kti la ode safar

15

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada klien Tumor Medula Spinalis dimulai dari

pengkajian, penentuan prioritas diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan, catatan perkembangan (Nursalam, 2013).

1. Pengkajian

Pengkajian diawali dengan pengumpulan data yang dapat diperoleh

dari klien, keluarga klien, ataupun tim kesehatan yang menangani klien

(Nursalam, 2013).

a. Pengumpulan Data

1) Biodata

a) Identitas klien : terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, status marital, tanggal

masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, no.medrek, diagnosa

medis dan alamat.

b) Identitas penanggung jawab : terdiri dari nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan klien.

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan sekarang

(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit : alasan utama klien

saaat masuk rumah sakit didapatkan saat masuk rumah sakit

yang dijadikan dasar untuk menggali kondisi klien saat ini.

(2) Keluhan Utama : keluhan yang dirasakan klien saat

dilakukannya pengkajian. Pada umumnya pada kasus post

Page 29: Kti la ode safar

16

op laminektomi a/i Space Occupying Lesion Intradural

Ektramedular yang menjadi keluhan utama adalah nyeri

pada medulla spinalis.

(3) Riwayat Keluhan Utama : kapan keluhan mulai timbul,

bagaimana terjadinya apakah tiba-tiba atau berangsur-

angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi

keluhan, obat apa yang digunakan, adakah keluhan yang

menyertai. Riwayat keluhan utama dijabarkan dengan

PQRST (Paliative/ Provokatif, Quality/ Quantity, Region/

Radiasi, Severe/ Scale, Timing/ Time).

b) Riwayat kesehatan terdahulu : untuk mengetahui apakah klien

pernah mengalami penyakit yang berat atau penyakit tertentu

yang akan berpengaruh pada kesehatannya sekarang.

c) Riwayat kesehatan keluarga : untuk menentukan apakah dalam

keluarga ada penyakit keturunan atau penyakit karena

lingkungan yang kurang sehat yang berdampak negatif sehingga

memperberat penyakitnya.

3) Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi terhadap berbagai sistem tubuh. Maka akan

ditemukan hal sebagai berikut :

a) Keadaan umum, pada klien yang imobilisasi perlu dilihat dalam

hal keadaan umumnya meliputi: penampilan, postur tubuh, gaya

bicara. Imobilisasi biasanya akan mengalami kelemahan.

Page 30: Kti la ode safar

17

b) Tanda - tanda vital yaitu pengukuran yang meliputi suhu badan,

tekanan darah, pernapasan, serta denyut nadi.

c) Tingkat kesadaran yaitu pengamatan yang dilakukan oleh perawat

tentang kondisi atau tingkat kesadaran klien dengan mengunakan

Glows Coma Skala (GCS) yang meliputi Eye (mata), Motorik

(pergerakan) dan Verbal atau suara. GCS normal yaitu bernilai 15

atau kesadaran penuh compos mentis.

d) Pemeriksaan antropometri yaitu dilakukan dengan mengukur

berat badan, tinggi badan serta berat badan ideal, hal ini dilakukan

untuk menentukan tingkat kebutuhan nutrisi klien.

e) Sistem pernapasan yaitu yang perlu dikaji adalah pengembangan

dada saat bernapas, bentuk dada simetris atau tidak. Terjadi

hipoksia, frekuensi napas cepat, biasanya didapatkan bunyi napas

ngorok akibat sekret yang menumpuk.

f) Sistem kardiovaskuler yaitu pengkajian mulai dilaksanakan dari

warna konjungtiva, warna bibir, ada tidaknya peninggian vena

jugularis, auskultasi dapat dikaji bunyi jantung pada dada dan

mengukur tekanan darah, palpasi dapat dihitung frekuensi nadi.

g) Sistem gastrointestinal yaitu konstipasi, perubahan pola makan

dan minum dari normal, dan perubahan pola eliminasi BAB.

h) Sistem Persarafan

(1) Fungsi Serebral

(a) Tingkat kesadaran: Kemungkinan adanya penurunan

tingkat kesadaran, mulai dari lethargi sampai coma.

Page 31: Kti la ode safar

18

(b) Orientasi : kemungkinan adanya disorientasi pada

tempat, waktu dan orang.

(c) Memori : kemungkinan gangguan memori, baik long

term memori, recent memori dan immediate memori.

(d) Kemampuan konsentrasi dan kalkulasi : kemungkinan

penurunan atau ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

(e) Kemampuan bicara dan bahasa : kemungkinan

ditemukan afasia motorik akibat kerusakan daerah broca,

afasia sensorik akibat kerusakan pada daerah wernicke.

(2) Pemeriksaan nervus kranial : Nervus I (Olfaktorius), Nervus

II (optikus), Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis,

Abdusen), Nervus V (Trigeminus), Nervus VII (Fasialis),

Nervus VIII (Akustikus), Nervus IX dan X (Glosofaringeus

dan Vagus), Nervus XI (Assesorius), Nervus (Hipoglosus).

(3) Tes fungsi motorik : dapat ditemukan adanya kelemahan dan

kelumpuhan otot, kesemutan, kekakuan, adanya penurunan

reflek tendon dalam, nyeri tekan atau spasme.

(4) Tes fungsi sensorik : dapat ditemukan adanya penurunan

sensibilitas terhadap rangsangan dari luar (sensasi tajam-

tumpul, fibrasi, suhu, dan posisi).

(5) Pemeriksaan iritasi meningen : pada kasus Space Occuping

Lesion jarang ditemukan adanya tanda-tanda iritasi

Page 32: Kti la ode safar

19

meningen, seperti tes kaku kuduk (+), tes brudzinski (+), tes

kernig (+).

i) Sistem endokrin : dapat dikaji ada tidaknya nyeri tekan, serta ada

tidaknya pembesaran kelenjar tiroid.

j) Sistem perkemihan : dapat dikaji ada tidaknya konstipasi,

mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya inkontenensia/

retensi urin.

k) Sistem muskuloskeletal : yang perlu dikaji pada sistim ini adalah

penurunan rentang gerak dari ekstermitas pada salah satu bagian

tubuh tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan,

atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena serta gangguan dalam

berjalan.

l) Sistem integumen : hal yang di kaji biasanya terjadi

pembengkakan kulit dan jaringan, perubahan warna kulit, laserasi

kulit, avulasi jaringan dan perubahan suhu.

4) Pola Aktivitas Sehari-hari

a) Nutrisi yaitu bagaimana kebiasaan makan klien, apakah ada

perubahan selama dirumah sakit dan perlu dikaji frekwensi dan

makanan yang disukai dan yang tidak disukai.

b) Eliminasi yaitu bagaimana pola eliminasi BAK dan BAB, apakah

ada perubahan selama sakit atau tidak.

c) Istirahat dan tidur yaitu bagaimana kebiasaan istirahat dan tidur

klien, apakah ada perubahan selama sakit atau tidak.

Page 33: Kti la ode safar

20

d) Personal hygiene yaitu bagaimana kebiasaan mandi , mencuci

rambut dan gosok gigi klien. Apakah ada perubahan atau tidak.

e) Aktifitas gerak yaitu pada aktifitas gerak yang dikaji apakah ada

perubahan aktifitas klien sebelum dan selama sakit.

5) Data psikologis : pada klien yang mengalami Space Occupying Lesion

(SOL) Intrameduler Ekstrameduler, biasanya ditemukan adanya

ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan,

financial keluarga, tampak cemas depresi, serta menghindar dari

keluarga/orang terdekat.

6) Data sosial : kemungkinan ditemukan adanya kesulitan berinteraksi

akibat gangguan pendengaran, penglihatan, dan gangguan berbicara.

7) Data spiritual : klien perlu dikaji tentang agama dan kepribadiannya,

keyakinan, harapan serta semangat yang terkadang dalam diri klien

yang merupakan aspek penting untuk kesembuhan penyakitnya.

8) Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, Foto Polos Vertebrae, CT-

scan dan MRI

b. Pengelompokan Data

Pengelompokan data adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang

klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah

serta kebutuhan klien. Biasanya menggunakan wawancara, observasi

pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi (Nursalam, 2013).

c. Analisa Data

Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulasi,

mengklasifikasi dan mengelompokan data serta mengaitkan dengan

Page 34: Kti la ode safar

21

menentukan kesimpulan dalam bentuk diagnosa keperawatan, biasanya

ditemukan data subyektif dan objektif (Nursalam, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Doenges, Moorhouse & Geissler (2000) diagnosa keperawatan

yang mungkin muncul pada klien post op akibat tumor medula spinalis :

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah.

b. Resiko tinggi trauma spinal berhubungan kesulitan keseimbangan

c. Ketidakefektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

d. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan (insisi)

dan penekanan masa tumor.

e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuro

muscular.

f. Konstipasi berhubungan dengan bengkak pada area bedah imobilisasi.

g. Resiko retensi urin berhubungan dengan bengkak pada area operasi.

h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan.

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan yang meliputi tujuan keperawatan, menetapkan pemecahan

masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengetahui masalah klien

(Nursalam, 2013).

Adapun rencana keperawatan pada klien tumor medula spinalis

berdasarkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yakni :

Page 35: Kti la ode safar

22

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran

darah. Tujuan : diharapkan gangguan perfusi jaringan dapat teratasi.

Dengan kriteria hasil : mendemonstrasikan sensasi normal dan gerakan

dengan tepat.

Tabel 1. Intervensi Keperawatan Gangguan Perfusi JaringanIntervensi Rasional

1. Pertahankan pasien pada posisiterlentang sempurna selama beberapajam.

2. Observasi TTV

3. Inspeksi balutan untuk melihatpengeluaran drainase dan periksaglukosa jika perlu.

4. Lakukan pengukuran terhadapdrainase Hemovac pada setiappertukaran dinas.

5. Kolaborasi dalam pemberian terapicairan/darah sesuai indikasi.

1. Penekanan daerah operasi menurunkanresiko hematoma.

2. Hipotensi yang berhubungan dengankecepatan nadi mungkinmencerminkan hipovolemi.

3. Inspeksi menunjukan adanyaperdarahan atau rembesan.

4. Perdarahan erlebihan lamamembutuhkan evaluasi lanjut untukmenentukan intervensi yang cocok.

5. Cairan pengganti tergantung padaderajat hipovolemia.

Sumber: Dongoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

b. Resiko tinggi trauma spinal berhubungan kesulitan keseimbangan.

Tujuan : diharapkan trauma tidak terjadi. Dengan kriteria hasil :

mempertahankan kesejajaran yang tepat dari spinal.

Tabel 2. Intervensi Keperawatan Resiko Tinggi Trauma SpinalIntervensi Rasional

1. Letakkan tanda pada sisi tempat tidurmengenai pisisi yang diizinkan.

2. Berikan papan pada bawah tempattidur yang keras.

3. Pertahankan kolar leher pascaoperasidengan tindakan laminektomi daerahservikal.

4. Batasi aktivitas setelah pasienmengalami fusi spinal.

5. Minta pasien untuk menggunakansepatu datar ketika hendak berpola.

1. Menurunkan resiko terjadinyaketegangan/fleksi pada daerah operasi.

2. Membantu menstabilkan derahbelakang.

3. Menurunkan spasme otot.4. Pergerakan pada daerah vertebral yang

terkena harus dihindari ketika fusi telahdilakukan dan proses penyembuhanlebih lama.

5. Untuk mengurangi kecemasan klien.

Sumber: Dongoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

c. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi

paru. Tujuan : diharapkan pola napas kembali normal. Dengan kriteria

Page 36: Kti la ode safar

23

hasil : mempertahankan pola napas normal bebas dari sianonis dan

tanda - tanda lain dari hipoksia.

Tabel 3. Intervensi Keperawatan Ketidakefektifan Pola NapasIntervensi Rasional

1. Inspeksi adanya edema pada wajahatau leher.

2. Dengarkan adanya suara parau.3. Ajarkan klien untuk melakukan

batuk efektif.4. Berikan oksigen tambahan yang

dilembabkan jika diperlukan.

1. Edema trakea atau trauma saraf dapatmengganggu fungsi pernapasan.

2. Mungkin sebagai indikasi adanyatrauma pada saraf trakea yang dapatmenimbulkan batuk tidak efektif.

3. Menurunkan resiko komplikasipernapasan.

4. Untuk melihat adanya hipoksiaSumber : Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

d. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

(insisi) dan penekanan masa tumor. Tujuan : diharapkan nyeri

berkurang. Dengan kritaria hasil : melaporkan nyeri hilang,

mengungkapkan metode yang memberikan penghilangan.

Tabel 4. Intervensi Keperawatan Nyeri AkutIntervensi Rasional

1. Diskusikan perasaan klien mengenaidiagnosa, persepsi diri terhadappenanganan yang dilakukan dananjurkan klien untuk mengungkapkanatau mengekspresikan perasaannya

2. Anjurkan klien untuk tidakmerahasiakan masalahnya

3. Hindari pemberian perlindunganyang berlebihan

4. Berikan dukungan pada klien dananjurkan keluarga untuk memberikandukungan

1. Dapat mengidentifikasi reaksi klienterhadap keadaan penyakitnya danmenentukan intervensi yang akandilakukan

2. Merahasiakan sesuatu adalah sifatyang destruktif atau merusak

3. Dapat meningkatkan ketergantungandan menurunkan harga diri klien

4. Dapat meningkatkan harga diri klien,serta dukungan dari keluargamemberikan dampak positif terhadappeningkatan pola koping.

Sumber : Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuro

muscular. Tujuan : diharapkan klien dapat kembali melakukan

aktivitasnya dengan normal. Dengan kriteria hasil :

mendemonstrasikan perilaku memungkinkan melakukan aktivitas.

Page 37: Kti la ode safar

24

Tabel 5. Intervensi Keperawatan Gangguan Mobilitas FisikIntervensi Rasional

1. Berikan suatu alat agar pasien mampuuntuk meminta pertolongan, seperti belatau lampu pemanggil.

2. Bantu/lakukan latihan rom pada semuaekstrimitas dan sendi, dengan gerakanperlahan dan lembut.

3. Letakan tangan dalam posisi (melipat)kedalam menuju pusaran 90 derajatdengan teratur.

4. Buat rencana aktivitas untuk pasiensehingga pasien dapat beristirahattanpa terganggu.

5. Ukur/pantau tekanan darah sebelumdan sesudah melakukan aktivitasdalam fase akut atau sampai keadaanpasien stabil.

1. Membuat pasien merasa aman, dapatmengatur diri dan mengurangi ketakutankarena ditinggal sendiri.

2. Meningkatkan sirkulasi,mempertahankan tonus otot danmobilisasi sendi serta mencegahkontraktur dan atrofi otot.

3. Mencegah kontraktur pada daerah bahu.4. Mencegah kelelahan, memberikan

kesempatan untuk berperanserta/melakukan upaya yang maksimal.

5. Hipotensi ortostatik dapat terjadi sebagaiakibat dari bendungan vena (sekunderakibat hilngnya tonus otot vaskuler).

Sumber : Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

f. Konstipasi berhubungan dengan bengkak pada area bedah

imobilisasi. Tujuan : diharapkan konstipasi terhenti. Dengan kriteria

hasil : membuat kembali pola normal dan fungsi usus dan

mengeluarkan feses lunak.

Tabel 6. Intervensi Keperawatan KonstipasiIntervensi Rasional

1. Catat adanya distensiabdomen dan auskultasiperistaltic usus.

2. Gunakan bedpan ukuran kecilsampai pasien mampu untukdefekasi turun dari tempattidur (ke toilet).

3. Berikan privasi.4. Anjurkan untuk melakukan

pergerakan sesuaikemampuan.

5. Kolaborasi pemberian obatlaksatif, pelembek fesessesuai kebutuhan.

1. Distensi dan hilangnya peristaltic ususmerupakan tanda bahwa fungsi defekasihilang yang kemungkinan berhubungandengan kehilangan persarafan parasimpatikusus besar dengan tiba-tiba.

2. Meningkatkan rasa nyaman dan menurunkanketegangan pada otot.

3. Meningkatkan kenyamanan secarapsikologis.

4. Menstimulasi peristaltic yang memfasilitasikemungkinan terbentuknya flatus.

5. Melembekkan feses, meningkatkan fungsidefekasi sesuai kebiasaan, dan menurunkanketegangan.

Sumber : Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

g. Resiko tinggi retensi urin berhubungan dengan bengkak pada area

operasi. Tujuan : diharapkan retensi urin dapat teratasi. Dengan

Page 38: Kti la ode safar

25

kriteria hasil : mengosongkan kandung kemih secara adekuat sesuai

kebutuhan individu.

Tabel 7. Intervensi Keperawatan Resiko Tinggi Retensi UrinIntervensi Rasional

1. Observasi dan catatjumlah/frekuensi berkemih.

2. Tingkatkan pemberian cairan.3. Kolaborasi pemasangan kateter.

1. Menentukan apakah kandung kemihdikosongkan dan saat kapan intervensi itudiperlukan.

2. Mempertahankan fungsi ginjal.3. Kateter intermitan mungkin diperlukan selama

beberapa hari pascaoperasi sampai terjadipenurunan pada proses pembengkakkan.

h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan. Tujuan:

diharapkan klien dapat mengetahui tentang penyakitnya. Dengan

kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi,

prognosis, dan aturan terapeutik.

Tabel 8. Intervensi Keperawatan Kurang PengetahuanIntervensi Rasional

1. Berikan HE tentangpenyakitnya kepada pasien.

2. Diskusikan perlunyamelakukan evaluasi asuhan.

3. Anjurkan untukmengembangkan programlatihan secara teratur, sepertiberpola.

1. Meningkatkan pengetahuan klien mengenaipenyakitnya.

2. Penanganan medis dalam jangka waktu yanglama mungkin diperlukan untuk menanganimasalah/komplikasi dan membiasakanindividu dalam perubahan gaya hidup danaktivitas.

3. Meningkatkan proses penyembuhan,menguatkan otot perut dan erector untukmemberikan sokongan terhadap kolumnaspinalis dan meningkatkan penerimaanterhadap diri secara umum baik fisik maupunemosional.

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2013).

Sumber : Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

Sumber : Doengoes, Moorhouse dan Geissler, 2000.

Page 39: Kti la ode safar

26

5. Evaluasi

Evaluasi adalah bagian terakhir dari proess keperawatan. Evaluasi

merupakan pengukuran keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan

dalam memenuhi kebutuhan klien yang mengacu pada indikator. Evaluasi

dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP (Nursalam,

2013).

Page 40: Kti la ode safar

27

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Biodata

a) Indentitas Klien

Nama : Tn.T

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum nikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Tanggal masuk RS : 5 Februari 2016

Tanggal pengkajian : 23 Februari 2016

No.Register : 000 1261631

Ruangan : Bedah Saraf

Diagnosa medis :

ying tiAlamat : Karawang

Space Occupying Lesion (SOL)

Intradular Ektramedular

Page 41: Kti la ode safar

28

b) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. A

Umur : 60 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Nikah

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Suku/Agama : Sunda/Indonesia

Hubungan dengan klien : Nenek Klien

Alamat : Karawang

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Alasan Masuk RS : klien masuk RS, karena klien

mengeluh sakit sejak 3 minggu sebelum masuk RS,

keadaan tersebut tidak kunjung sembuh bahkan

semakin bertambah sehingga keluarga memutuskan

untuk membawa klien ke RS.

(2) Keluhan Utama : Nyeri

(3) Riwayat Keluhan Utama : pada saat dilakukan

pengkajian tanggal 23 Februari 2016, klien mengeluh

nyeri yang disebabkan oleh luka bekas operasi, nyeri

dirasakan seperti tersayat benda tajam, serta dirasakan

hilang timbul. Nyeri dirasakan pada daerah pinggang

Page 42: Kti la ode safar

29

dengan skala nyeri 6 (0-10), klien mengatakan nyeri

bertambah saat malam dan pagi hari. klien juga

mengatakan nyeri bertambah saat klien banyak

melakukan aktivitas dan berkurang saat istirahat.

b) Riwayat Keadaan Masa Lalu

(1) Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah dirawat

di RSUP dr Hasan sadikin Bandung dengan penyakit

yang sama.

(2) Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap

makanan, minuman dan obat-obatan.

(3) Klien tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi

(hipertensi).

(4) Klien tidak mempunyai riwayat merokok dan

minuman alkohol.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

(1) Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai

penyakit yang sama dengan klien.

(2) Dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat

penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, serta

dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

menular seperti TBC, Hepatitis, HIV dan ataupun

penyakit menular lainnya.

Page 43: Kti la ode safar

30

(3) Genogram 3 generasi

GI

GII

GII

GIII

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

: Klien

G1, G2, G3 : Generasi pertama, kedua dan ketiga.

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 (E 4, M 6, V5)

c) Tanda-tanda Vital :

TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36 C̊

P : 22 x/menit

x

x

xx6

xx

Gambar 2. Genogram Keluarga

47

x 60

?

23

43

1519

X x

?

Page 44: Kti la ode safar

31

d) Berat Badan dan Tinggi badan

BB : 62 kg

TB : 167 cm

e) Sistem Pernapasan : bentuk hidung simetris, tidak terdapat

secret pada hidung, pergerakan dada simetris antara kiri

dan kanan, tidak ada massa atau benjolan pada hidung,

tidak ada nyeri tekan pada dada, perkusi terdengar suara

vasikuler (+), napas 22 x/menit.

f) Sistem Kardiovaskuler : konjungtiva berwarna merah

muda, tidak ada peningkatan Jugular Venous Pressure

(JVP), tidak ditemukan adanya clubbing finger, Capilarry

Refilling Time (CRT) kembali dalam 2 detik, akral teraba

hangat, iktus kordis teraba pada ICS IV garis mid klavikula

kiri. Palpasi denyut nadi teraba kuat, irama denyut nadi

teratur, denyut nadi teraba 80 x/menit. Tekanan darah

100/70 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar pekak, S1

dan S2 terdengar murni reguler.

g) Sistem pencernaan : bentuk bibir simetris, bibir nampak

lembab, bibir berwarna merah kecoklatan, gigi klien tidak

ada yang tanggal, lidah bergerak dengan bebas, bentuk

abdomen datar, bising usus terdengar dengan frekuensi

6 x/menit, terdengar bunyi timpani pada perkusi, tidak ada

Page 45: Kti la ode safar

32

benjolan maupun nyeri tekan, tidak ada pembesaran tonsil,

tidak teraba pembesaran hepar dan limpa.

h) Sistem Endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan

tidak ada nyeri tekan.

i) Sistem Perkemihan : tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada

udema pada daerah preorbital, tidak ada nyeri tekan, tidak

ada distensi pada kandung kemih, warna urine kuning

mudah, dengan bau khas amis.

j) Sistem Muskuloskeletal

(a) Ekstermitas atas : bentuk simetris, tidak ada udema,

tidak ada peradangan, refleks bisep/trisep : ++/++

kekuatan otot 5/5

(b) Ekstermitas bawah : Bentuk simetris kiri dan kanan,

Refleks patella kaki Dektra (+) sinistra (+), refleks

tendon achiles Dektra (+) sinistra (+), babinsky

Dektra (+) sinistra (+), kekuatan otot 4/4.

k) Sistem integumen : kulit kepala tampak bersih,

penyebaran rambut merata, warna rambut hitam, rambut

kotor dan nampak kusut, warna kulit sawo matang, kuku

nampak panjang, terdapat luka post op laminektomi

dibagian pinggang sepanjang 20 cm, luka nampak masih

basah dan kemerahan serta tertutup verban. Tidak ada pus

pada luka.

Page 46: Kti la ode safar

33

l) Sistem Indra : ekspresi wajah meringis saat nyeri, tidak

ada radang dan udema pada palpebra, pada skelera tidak

ada tanda ikterus, konjungtiva merah muda, hidung

simetris kiri dan kanan, tidak ada secret. Klien tidak

menggunakan alat pendengaran, tidak ada nyeri tekan.

m) Sistem Reproduksi : tidak dilakukan pengkajian karena

klien menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Klien

mengatakan tidak ada keluhan pada sistem ini.

n) Sistem imun : tidak ada pembesaran dan nyeri tekan pada

kelenjar limfe.

o) Sistem Persyarafan

(a) Tes fungsi cerebral

1. Fungsi kesadaran : kualitas kesadaran compos

mentis, GCS (E4 M6 V5).

2. Status mental

1) Orientasi : orietasi klien terhadap orang,

tempat dan waktu tidak terganggu dibuktikan

dengan klien mampu mengenal perawat dan

klien mampu menyebutkan tanggal masuk

Rumah Sakit.

2) Daya ingat : memori jangka panjang klien

baik, dibuktikan dengan klien dapat

menyebutkan tanggal kelahirannya. Memori

Page 47: Kti la ode safar

34

jangka pendek klien baik, klien dapat

menyebutkan menu makanan yang baru saja

dimakan dengan benar.

3) Perhatian dan perhitungan : kemampuan

perhitungan dan perhatian klien masih baik,

klien dapat menjawab dengan benar hitungan

yang diberikan 10-17.

4) Bicara dan bahasa : fungsi bicara dan bahasa

klien baik, klien dapat berkomunikasi dengan

perawat.

(b) Tes fungsi cranial

(1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Klien dapat

membedakan bau kopi dan minyak kayu putih.

(2) Nervus II (Nervus Optikus) : Fungsi penglihatan

kien kabur karena kurang .jelas membaca papan

nama perawat.

(3) Nervus III (Nervus Okulomotorius) : Klien

dapat menggerakkan kedua bola mata keatas

dan kebawah, pupil isokor pada kedua mata.

(4) Nervus IV (Nervus Troklearis) : Kelopak mata

kiri dan kanan dapat digerakkan keatas dan

kebawah.

Page 48: Kti la ode safar

35

(5) Nervus V (Nervus Trigeminus) : Klien dapat

mengangkat dan kelopak matanya, maksilaris

(rahang atas) normal dan mandibularis (rahang

bawah) normal.

(6) Nervus VI (Nervus Abdusen) : Klien dapat

menggerakkan bola mata ke segala arah.

(7) Nervus VII (Nervus Vasialis) : Klien dapat

membedakan rasa kasar dan halus pada pipi

kanan dan kiri. Klien dapat tersenyum. Klien

dapat membedakan rasa manis dan asin. Klien

dapat mengangkat alis dan mengerutkan alis.

Klien dapat menggembungkan pipi.

(8) Nervus VIII (Nervus Akustikus) : Fungsi

pendengaran klien baik dibuktikan dengan klien

dapat mendengarkan bisikan pada kedua telinga.

(9) Nervus IX (Nervus Glosofaringeus) : Klien

dapat mengucapkan kata-kata dengan baik.

(10) Nervus X (Nervus Vagus) : Klien dapat

menelan dengan baik.

(11) Nervus XI (Nervus Asesorius) : Klien dapat

menahan tangan perawat yang diletakkan pada

kedua pipi dengan kuat. Klien dapat menahan

Page 49: Kti la ode safar

36

beban tangan perawat yang diletakkan pada

kedua bahu.

(12) Nervus XII (Nervus Hipoglosus) : Klien dapat

mengeluarkan lidah. Klien tidak mengalami

kesulitan dalam menggerakkan lidah kekanan

dan kekiri.

(c) Refleks fisiologis

Biseps : Dekstra (+) sinistra (+), Trisep : Dekstra (+)

sinistra (+), Patella : Dekstra (+) sinistra (+),

Achilens : Dekstra (+) sinistra (+)

4) Pola kegiatan sehari-hari

Tabel 9. Pola Kegiatan Sehari-hari Tn. TNo Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Setelah Sakit1 . Nutrisi

a. a) Makanb. (1) Frekuensi

c. (2) Porsi makan(3) Jenis(4) Keluhan

b) Minum(1) Frekuensi(2) Jenis(3) Keluhan

3 x/hari1 porsi dihabiskanNasi, Lauk, SayurTidak ada keluhan

6-7 gelas/hariSusu dan air mineralTidak ada keluhan

3 x/hari ½ porsimakan dihabiskan .Nasi, Lauk, SayurTidak ada keluhan.

6-7 gelas/hariAir mineralTidak ada keluhan

2. Eliminasia) BAK

(1) Frekuensi(2) Bau(3) Warna(4) Keluhan

b) BAB(1) Frekuensi(2) Warna(3) Konsistensi(4) Keluhan

5 – 6/ hariNormalKuning

2 – 3/hariKuningPadatTidak ada keluhan

4 – 5/hariAmoniakKuningTidak ada keluhan

1 – 2/hariKuning kecoklatanLunak.Tidak ada keluhan

3. Istirahata) Tidur siangb) Tidur malamc) Keluhan

19.00-16.0022.00-05.00Tidak ada keluhan

13.00-15.0021.00-05.00Tidak ada keluhan

Page 50: Kti la ode safar

37

No.4.

Jenis AktivitasPersonal hygienea) Mandi

b) Sikat gigic) Mencuci rambutd) Mengguting

kuku

Sebelum Sakit

2x/ hari

2x sehari2x seminggu1x seminggu

Setelah Sakit

1x sehari dibantukeluarga denganmenggunakan waslap1x sehariKlien mengatakanselama di RS belumpernah keramas dangunting kuku.

5. Aktifitas Sehari-hari klien beraktifitasmembantu orang tuamemenuhi nafkah.

Klien hanyaberbaring diatastempat tidur.

Sumber : Data primer (pengkajian).

5) Data Psikologis

a) Status Emosi

Pada saat di lakukan pengkajian klien mengatakan cemas

dengan keadaannya, nampak gelisah, tidak tenang dan

meringis karena kesakitan, serta klien sering bertanya

tentang penyakitnya.

b) Konsep Diri

(1) Body image : klien mengatakan saat ini merasa

keadaan fisiknya terganggu, klien tidak bisa berbuat

apa - apa, hanya bisa berbaring di tempat tidur.

(2) Ideal Diri : klien berharap agar cepat sembuh, sehingga

klien bisa berkumpul kembali bersama keluarga.

(3) Harga Diri : klien menyadari bahwa semua ini cobaan

dari Tuhan.

(4) Peran : peran klien sebagai seoarang anak yang juga

turut membantu keluarga dalam mencari nafkah, dan

selama dirumah sakit klien tidak bisa bekerja.

Lanjutan tabel 9.

Page 51: Kti la ode safar

38

(5) Identitas Diri : klien mengatakan dirinya seorang laki-

laki yang berusia 23 tahun dari 3 bersaudara.

c) Pola Koping : klien mengatakan bila ada masalah, klien

tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain,

hanya kepada ayah dan ibunya.

6) Data Sosial

a. Orang yang terdekat dengan klien adalah ayah ibu

kandungnya.

b. Klien orang yang mudah bergaul, serta mudah

mendapatkan teman.

c. Interaksi dengan lingkungan sekitarnya baik.

7) Data Spiritual

a. Klien beragama islam

b. Klien melaksanakan shalat lima waktu, tetapi setelah sakit

tidak dilaksanakan.

8) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium tanggal 22 Februari 2016.

Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn. TJenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan SatuanHematologiDarah rutinHemoglobinHematokritLeukositTrombositEritrosit

9,5 g/dl277.300116.0003,15

14-1835-473.800-10.600150.000-450.0004,19-5,96

g/dL%g/mmᶾg/mmᶾJuta/uL

Sumber : Rekam Medik Bedah Saraf RSUP dr hasan Sadikin Bandung.

Page 52: Kti la ode safar

39

9) Pengobatan

a) Ranitidin 1 ampul/12 jam/IV

b) Ketorolak 1 ampul/12 jam/IV

c) Ceftazidine 1 gr/8 jam/IV

b. Pengelompokkan Data

1) .Data Subjektif :

a) Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi pada daerah

punggung.

b) Klien mengatakan nyeri hilang timbul.

c) Klien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitasnya sendiri.

d) Klien mengatakan selama di RS belum pernah keramas dan

gunting kuku.

e) Klien mengatakan cemas dengan keadaanya.

2) Data Objektif

a) Klien nampak meringis saat nyeri.

b) Skala nyeri 6 (0-10).

c) Nampak luka post op laminektomi sepanjang 20 cm.

d) Luka nampak basah dan kemerahan serta tertutup verban.

e) Klien nampak lemah.

f) Aktifitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat

g) Kuku klien nampak panjang

h) Klien tidak mampu melakukan perawatan diri : keramas dan

gunting kuku.

Page 53: Kti la ode safar

40

i) Rambut klien kotor dan nampak kusam.

j) Klien nampak cemas dan gelisah.

k) Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

l) HB : 9,5 g/dl

m) TTV : TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36 ºC

c. Analisa Data

Tabel 11. Analisa DataNo Symtom Etiologi Problem1. Data Subjektif :

a) Klien mengeluh nyeripada daerah luka bekasoperasi.

b) Klien mengatakan nyeridirasakan hilang timbul.

Data Objektif :a) Nampak luka Post Op

laminektomi sepanjang20 cm.

b) Ekspresi klien kadangmeringis saat nyeri.

c) Skala nyeri 6 (0 – 10)d) TTV ( TD = 100/70

mmHg, N = 80 x/menit,RR = 22 x/menit, dan S= 36 ᵒ c)

Tumor Medulla Spinalis↓

Tindakan pembedahanlaminektomi

↓Terputusnya kontinuitas

jaringan↓

Merangsang pelepasanmediator kimia (bradikinin,

histamin, serotinin &prostagladin)

↓Merangsang saraf perifer

Dihantarkan ke kordaspinalis

Diteruskan ke jalur spino

thamamic traet (STT)

Thalamus

Kortex cerebri

Nyeri dipresepsikan

Nyeri akut

2. Data Subjektif :a) Kien mengatakan selama

di RS belum pernahmenggunting kuku dankeramas.

Tumor medulla spinalis↓

Post op laminektomi↓

Terputusnya kontinuitas

Defisitperawatan diri

Page 54: Kti la ode safar

41

No. Symtomb) Klien mengatakan tidak

bisa melakukanaktifitasnya sendiri.

Data Objektif :a) Kuku klien nampak

panjang.b) Klien tidak mampu

melakukan perawatandiri : keramas dangunting kuku.

c) Rambut kotor dannampak kusut.

Etiologijaringan

↓Nyeri saat beraktivitas

↓Keterbatasan rentang gerak

Bed rest↓

Defisit perawatan diri

Problem

3. Data Subyektif :-Data Obyektif :a) Nampak luka post op

laminektomi sepanjang 20cm.

b) Luka nampak basah dankemerahan serta tertutupverban.

c) TTV ( TD = 100 / 70mmHg, N = 80 x / menit,RR = 22 x / menit, dan S= 36 ᵒ c).

d) HB : 9,5 g/dl

Tumor Medulla Spinalis↓

Tindakan pembedahanlaminektomi

↓Terputusnya kontunuitas

jaringan

Adanya Port The Entry

Pertahanan primer tidakadekuat

Resiko infeksi

Resiko infeksi

4. Data Subjektif :Klien mengatakan cemasdengan penyakitnya.Data Objektif :a) Klien sering bertanya

tentang penyakitnya.b) Klien klien nampak

cemas dan gelisah.c)TD 100/70 mmHg, Nadi

80 x/mnt, Respirasi 22x/mnt, Suhu 36 oC

Tumor Medulla Spinalis

Merupakan penyakit kronis

Perubahan status kesehatan

Informasi yang kurangmengenai program perawatan

dan pengobatan tentangpenyakitnya

Ketidaktahuan keluarga

tentang program perawatandan pengobatan

Stressor bagi klien

Koping individu tidak efektif

Ansietas

Ansietas

Lanjutan tabel 11.

Page 55: Kti la ode safar

42

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan (luka

post op laminektomi), ditandai dengan :

Data Subyektif :

1) Klien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi pada daerah

punggung.

2) Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul.

Data Objektif :

1) Nampak luka Post Op laminektomi sepanjang 20 cm.

2) Ekspresi klien kadang meringis saat nyeri.

3) Skala nyeri 6 (0 – 10)

4) TTV (TD = 100/70 mmHg, N = 80 x/menit, RR = 22 x/menit, dan

S = 36 ᵒ c).

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak

akibat nyeri, ditandai dengan :

Data Subjektif :

1) Kien mengatakan selama di RS belum pernah keramas dan

menggunting kuku.

2) Klien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitasnya sendiri.

Data Objektif :

1) Kuku klien nampak panjang.

2) Klien tidak mampu melakukan perawatan diri : keramas dan

gunting kuku.

3) Rambut kotor dan nampak kusut

Page 56: Kti la ode safar

43

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak

adekuat, ditandai dengan :

Data Subyektif : -

Data Obyektif :

1) Nampak luka post op laminektomi sepanjang 20 cm.

2) Luka nampak basah dan kemerahan serta tertutup verban.

3) HB : 9,5 g/dl

4) TTV (TD = 100 / 70 mmHg, N = 80 x / menit, RR = 22 x / menit,

dan S = 36 ᵒ )

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, dibuktikan

dengan :

Data Subjektif :

1) Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya.

Data Objektif :

1) Klien sering bertanya tentang penyakitnya.

2) Klien nampak cemas dan gelisah.

3) TTV (TD 100/70 mmHg, Nadi 80 x/mnt, Respirasi 22 x/mnt,

Suhu 36 oC).

Page 57: Kti la ode safar

44

3. Perencanaan

Nama : Tn. T Tanggal Masuk RS : 5 Februari 2016

Umur : 23 Tahun Tanggal Pengkajian : 23 Februari 2016

Jenis Kelamin : Laki-laki No. Register : 000 1261631

Alamat : karawang Diagnosa : SOL Intradural Ektramedular

Tabel 12. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa KeperawatanRencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan (luka post oplaminektomi), ditandai dengan :Data Subjektif :a) Klien mengeluh nyeri pada daerah luka

bekas operasi pada daerah punggung.b) Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang

timbul.Data Objektif :a) Nampak luka Post Op laminektomi

sepanjang 20 cm.b) Ekspresi klien kadang meringis saat nyeri.c) Skala nyeri 6 (0 – 10)d) TTV ( TD = 100/70 mmHg, N = 80

x/menit, RR = 22 x/menit, dan S = 36 ᵒc)

Setelah diberikantindakan keperawatanselama 3 hari nyerihilang atau terkontrol,dengan kriteria hasil:a) Klien mengatakan

nyeri hilang.b) Klien nampak rileks.c) Tanda vital dalam

rentang normal.TD:100/70 mmHgN: 80x/iP : 22x/iS : 36°C

d) Skala nyeri 1.

1. Observasi TTV2. Identifikasi persepsi

klien tehadap nyeri,lokasi dan intensitasnyeri yang diraasakan

3. pertahankan kepaladalam posisi 15-45derajat

4. Ajarkan dan lakukanteknik relakasi.

5. Ajarkan dan lakukanteknik distraksi

6. Kolaborasi dalampemberian therapi obatanalgetik.

1. TTV merupakan gambaran umummengenai keadaan klien

2. Mendapatkan data sebagai dasarpenentuan intervensi yang akandilakukan

3. Dapat melancarkan venus return darivena jugularis, sehingga menurunkanTIK dan mengurangi penyebab nyeri

4. Teknik relakasi dapat menurunkanketegangan otot

5. Dapat mengalihkamn konsentrasiklien terhadap nyeri

6. Obat analgetik dapat meningkatkanambang nyeri

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengankelemahan fisik, ditandai dengan :Data Subjektif :a) Klien mengatakan selama di RS belum

pernah keramas dan menggunting kuku.

Setelah diberikan asuhankeperawatan selama 3hari defisit perawatandiri teratasi, dengankriteria:

1. Kaji tingkat kebersihanklien

2. Bantu klien dalammemenuhi kebersihan diriyaitu, cuci rambut dan

1. Sebagai dasar dalam menentukanintervensi selanjutnya.

2. Memberikan rasa nyaman klien.

Page 58: Kti la ode safar

45

No. Diagnosa Keperawatan

b) Klien mengatakan tidak bisa melakukanaktifitasnya sendiri.

Data Objektif :a) Kuku klien nampak panjang.b) Klien tidak mampu melakukan perawatan

diri : keramas dan gunting kuku.c) Rambut kotor dan nampak kusust.

Tujuana)Klien merasa lebih

nyaman.b)Rambut klien nampak

bersih.c)Kuku klien nampak

pendek.

Intervensipotong kuku

3. Jelaskan pada klien dankeluarganya tentangpentingnya kebersihan diri

4. Libatkan keluarga dalampemenuhan kebersihan diriklien

Rasional

3. Meningkatkan pemahaman kliententang kebersihan diri.

4. Agar keluarga mampu merawatklien.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan denganpertahanan primer tidak adekuat, di buktikandengan :Data Subyektif : -Data Obyektif :a) Nampak luka post op laminektomi

sepanjang 20 cm.b) Luka nampak basah dan kemerahan serta

tertutup verbanc) TTV ( TD = 100 / 70 mmHg, N = 80 x /

menit, RR = 22 x / menit, dan S = 36ᵒ c).d) HB : 9,5 g/dl

Setelah diberikantindakan keperawatanselama 3 hari infeksitidak terjadi dengankriteria :a. Tidak ada tanda-

tanda infeksib. Luka nampak kering.c. TTV dalam batas

normalTD:100/70 mmHgN: 80x/iP : 22x/iS : 36°C

1. Kaji tanda-tanda vital

2. Berikan perawatan septikdan antiseptik pada luka

3. Observasi daerah luka

4. Pantau suhu tubuh secarateratur

5. Pertahankan intakenutrisi klien secaraadekuat

6. Kolaborasi pemberianobat antibiotik.

1. Tanda-tanda vital merupakangambaran umum mengenai statuskesehatan klien

2. Perawatan septik antiseptik dapatmencegah terjadinya infeksinosokomial

3. Dapat mendeteksi dini perkembanganinfeksi yang memungkinkan untukmelakukan tindakan dengan segera,dan pencegahan terhadap komplikasiselanjutnya.

4. Kenaikan suhu tubuhmengindikasikan perkembangansepsis, yang selanjutnya memerlukanevaluasi atau tindakan segera.

5. Intake nutrisi yang adekuat dapatmeningkatkan daya tahan tubuh danmempercepat proses penyembuhan

6. Obat antibiotik bersifat bakterisidaldan bakteriostatik, sehinggamencegah terjadinya infeksi.

4. Ansietas berhubungan dengan perubahanstatus kesehatan. dibuktikan dengan :Data Subjektif :a. Klien mengatakan cemas dengan

Setelah diberikantindakan keperawatanselama 3 hari kecemasanklien teratasi dengan

1. Gunakan pendekatan yangmenenangkan.

2. Identifikasi tingkatkecemasan

1. Langkah perawat dalam menentukantindakan keperawatan.

2. Untuk mengetahui tingkatkecemasan klien.

Rencana Tindakan Keperawatan

Lanjutan tabel 12.

Page 59: Kti la ode safar

46

No. Diagnosa Keperawatan

penyakitnya.Data Objektif :a. Klien sering bertanya tentang penyakitnya.b.Klien klien nampak cemas dan gelisah.c.TD 100/70 mmHg, Nadi 80 x/mnt, Respirasi

22 x/mnt, Suhu 36 oC

Tujuan

kriteria hasil:a) Klien mengatakan

sudah tidak cemas.b) Klien nampak rileks.

Intervensi

3. Dorong pasien untukmengungkapkan perasaan,ketakutan, persepsi, dandengarkan dengan penuhperhatian.

4. Temani pasien untukmemberikan keamanan danmengurangi takut.

5. Libatkan keluarga untukmendampingi klien.

6. Instruksikan pada pasienuntuk menggunakan tehnikrelaksasi.

Rasional

3. Untuk mengetahui penyebabkecemasan klien.

4. Menunjukan rasa empati pada klien.

5. Untuk mengurangi kecemasan klien.

6. Agar klien mampu mengatasikecemasannya.

Rencana Tindakan Keperawatan

Lanjutan tabel 12.

Page 60: Kti la ode safar

47

4. Implementasi dan Evaluasi

Nama : Tn. T Tanggal Masuk RS : 5 Februari 2016

Umur : 23 Tahun Tanggal Pengkajian : 23 Februari 2016

Jenis Kelamin : Laki-laki No. Register : 000 1261631

Alamat : karawang Diagnosa : SOL Intradural Ektramedular

Tabel 13. Implementasi dan EvaluasiHari/

TanggalNo.DX

Jam Impelementasi Hari/Tanggal

Jam Evaluasi

Selasa,23

Februari2016

I 07.30

08.00

08.15

08.30

09.00

09.30

1. Mengobserfasi TTV :Hasil : TTV ( TD = 100/70 mmHg, N = 80 x/menit, RR = 22x/menit, dan S = 36 ᵒc).

2. Mengidentifikasi persepsi klien tehadap nyeri, lokasi danintensitas nyeri yang dirasakan.Hasil : Nyeri dirasakan pada pinggang luka post op laminektomidengan skala 6(0-10) dengan sifat keluhan hilang timbul.

3. Mempertahankan kepala dalam posisi 15-45 derajat.Hasil : klien merasa nyaman.

4. Mengajarkan teknik relaksasi pada klien, yaitu dengan menariknapas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secaraperlahan melalui mulut.Hasil : klien kooperatif.

5. Mengajarkan teknik distraksi, yaitu dengan mengajak ngobrolatau mengalihkan perhatian klien terhadap hal yang disenanginya.Hasil : klien paham dan kooperatif.

6. Memberikan obat analgetik.Hasil : a. Injeksi ketorolac 50 mg /IV

b. Injeksiranitidine 1 amp/IV.

Selasa,23

Februari2016

13.00 S : klien mengatakan masih nyeri.O :

a. Ekpresi klien meringis saat nyeri.b. Skala nyeri 6 (0-10).

A : Tujuan Belum Tercapai.P : Lanjutkan intervensi :1. Observasi TTV2. Identifikasi persepsi klien tehadap

nyeri, lokasi dan intensitas nyeriyang diraasakan

3. pertahankan kepala dalam posisi15-45 derajat

4. Ajarkan dan lakukan teknikrelakasi.

5. Ajarkan dan lakukan teknikdistraksi

6. Kolaborasi dalam pemberiantherapi obat analgetik.

Selasa,23

II 07.30 1. Mengkaji tingkat kebersihan klien.Hasil : rambut klien nampak kotor dan kusam, kuku klien

Selasa,23

14.00 S : Klien merasa lebih nyaman.O :

Page 61: Kti la ode safar

48

Hari/Tanggal

Februari2016

No.DX

Jam

08.00

08.15

08.30

Implementasi

nampak panjang.2. Membantu klien dalam memenuhi kebersihan diri yaitu, cuci

rambut dan potong kuku.Hasil : klien merasa lebih nyaman.

3. Menjelaskan pada klien dan keluarganya tentang pentingnyakebersihan diri.Hasil : klien dan keluarga paham.

4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebersihan diri klien.Hasil : klien dan keluarga kooperatif.

Hari/Tanggal

Februari2016

Jam Evaluasi

a. Rambut klien nampak lebih bersihdan rapi.

b. Klien terlihat lebih segar.A : Tujuan TercapaiP : Pertahankan Intervensi.

Selasa,23

Februari2016

III 07.30

08.00

08.15

08.30

09.00

1. Mengkaji tanda-tanda vital.Hasil : TTV ( TD = 100/70 mmHg, N = 80 x/menit, RR = 22x/menit, dan S = 36 ᵒC).

2. Memberikan perawatan septik dan antiseptik pada luka.Hasil : luka nampak bersih.

3. Mengobservasi daerah luka.Hasil : tanda-tanda infeksi kalor, dolor, tumor & rotor tidakada.

4. Memantau suhu tubuh secara teraturHasil : suhu tubuh 36,4 ᵒC

5. Memberikanan obat antibiotik.Hasil : injeksi ceftriaxone 1 gr/IV.

Selasa,23

Februari2016

13.00 S : -O :

a. TTV ( TD = 110/80 mmHg, N= 84 x/menit, RR = 20x/menit, dan S = 36,2 ᵒC).

b. Nampak luka post oplaminektomi 20 cm.

c. Luka nampak masih basah.A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi.

1. Kaji tanda-tanda vital.2. Berikan perawatan septik dan

antiseptik pada luka.3. Observasi daerah luka.4. Pantau suhu tubuh secara

teratur.5. Pertahankan intake nutrisi

klien secara adekuat.6. Kolaborasi pemberian obat

antibiotik.Selasa,

23IV 07.30 1. Melakukan pendekatan yang menenangkan.

Hasil : klien merasa senang pada perawat.Selasa,

2313.30 S : Klien mengatakan sudah tidak

cemas.

Lanjutan tabel 13.

Page 62: Kti la ode safar

49

Hari/Tanggal

Februari2016

No.DX

Jam

08.00

08.15

08.30

11.10

11.15

11.30

11.40

13.00

Implementasi

2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan.Hasil : tingkat kecemasan klien tinggi.

3. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkankecemasan.Hasil : klien mengetahu kecemasan yang di alamidisebabkan oleh kurangnya pengetahuan klien tentangpenyakitnya.

4. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,persepsi.Hasil : klien mengatakan cemas terhadap kondisi yangmenimpanya.

5. Mendengarkan dengan penuh perhatian.Hasil : klien merasa nyaman mengungkapkan perasaannya.

6. menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selamaprosedur.Hasil : klien paham dan setuju atas tindakan keperawatankepada klien seperti merawat luka.

7. Menemani pasien untuk memberikan keamanan danmengurangi takut.Hasil : klien mengatakan kecemasanya berkurang denganadanya teman.

8. Melibatkan keluarga untuk mendampingi klien.Hasil : keluarga kooperatif.

9. Menginstruksikan pada klien untuk menggunakan tehnikrelaksasi.Hasil : klien mampu menggunakan tehnik relaksasi.

Hari/Tanggal

Februari2016

Jam Evaluasi

O :a. Klien nampak rileks.b. Klien sudah tidak bertanya-tanya

tentang keadaannya.A : Tujuan TercapaiP : Pertahankan Intervensi.

Lanjutan tabel 13.

Page 63: Kti la ode safar

50

5. Catatan Perkembangan

Tabel 14. Catatan Perkembangan

No. DX.Kep

Waktu/Tanggal

Jam Catatan Perkembangan Paraf

1. I Rabu,24

Februari2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.35

08.45

09.00

09.15

S : klien mengatakan masih nyeri.O : a. Ekpresi klien meringis saat nyeri.

b. Skala nyeri 6 (0-10).A : Tujuan Belum Tercapai.P : Lanjutkan intervensi.I :

1. Mengobserfasi TTV :Hasil : TTV (TD = 110/70 mmHg, N = 84 x/menit,RR = 24 x/menit, dan S = 37 ᵒC).

2. Mengidentifikasi persepsi klien tehadap nyeri, lokasidan intensitas nyeri yang diraasakan.Hasil : Nyeri dirasakan pada pinggang luka post oplaminektomi dengan skala 4 (0-10) dengan sifatkeluhan hilang timbul.

3. Mempertahankan kepala dalam posisi 15-45 derajat.Hasil : klien merasa nyaman.

4. Mengajarkan teknik relakasi pada klien, yaitudengan menarik napas dalam melalui hidung danmenghembuskan napas secara perlahan melaluimulut.Hasil : klien kooperatif.

5. Mengajarkan teknik distraksi, yaitu denganmengajak ngobrol atau mengalihkan perhatian klienterhadap hal yang disenanginya.Hasil : klien paham dan kooperatif.

6. Memberikan obat analgetik.Hasil : a. Injeksi ketorolac 50 mg / IV

b. Injeksi ranitidin 1 amp/IVE : Masalah belum teratasi namun sudah ada kemajuan.

2. III Rabu,24

Februari2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.35

08.45

09.00

S : -O : a. TTV ( TD = 110/70 mmHg, N = 84 x/menit, RR =

24 x/menit, dan S = 37 ᵒC).b. Nampak luka post op laminektomi 20 cm.c. Luka nampak masi basah.

A : Tujuan belum tercapai.P : Lanjutkan intervensi.I :

1. Mengkaji tanda-tanda vital.Hasil : TTV ( TD = 110/70 mmHg, N = 84 x/menit, RR= 22 x/menit, dan S = 36,2 ᵒC).

2. Memberikan perawatan septik dan antiseptik pada.Hasil : luka nampak bersih.

3. Mengobservasi daerah luka.Hasil : tanda-tanda infeski kalor, dolor, tumor & dobortidak ada.

4. Memantau suhu tubuh secara teratur.Hasil : suhu tubuh 36,4 ᵒC

5. Memberikan obat antibiotik.Hasil : injeksi cefriaxone 1 gr/IV

E : Masalah belum teratasi namun sudah ada kemajuan.

Page 64: Kti la ode safar

51

No. DX.Kep

Hari/Tanggal

Jam Catatan Perkembangan Paraf

3. I Kamis,25

Februari2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.35

08.45

09.00

09.15

S : klien mengatakan masih nyeri.O : a. Ekpresi klien meringis saat nyeri.

b. Skala nyeri 6 (0-10).A : Tujuan Belum Tercapai.P : Lanjutkan intervensi.I :

1. Mengobserfasi TTV :Hasil : TTV ( TD = 110/70 mmHg, N = 84 x/menit,RR = 24 x/menit, dan S = 37 ᵒC).

2. Mengidentifikasi perspsi klien tehadap nyeri, lokasidan intensitas nyeri yang diraasakan.Hasil : Nyeri dirasakan pada pinggang luka post oplaminektomi dengan skala 4 (0-10) dengan sifatkeluhan hilang timbul.

3. Mempertahankan kepala dalam posisi 15-45 derajat.Hasil : klien merasa nyaman.

4. Mengajarkan teknik relakasi pada klien , yaitudengan menarik napas dalam melalui hidung danmenghembuskan napas secara perlahan melaluimulut.Hasil : klien kooperatif.

5. Mengajarkan teknik distrksi, yaitu dengan mengajakngobrol atau mengalihkan perhatian klien terhadaphal yang di senanginya.Hasil : klien paham dan kooperatif.

6. Memberikan obat analgetik.Hasil : a. Injeksi ketorolac 50 mg / IV

b. Injeksi ranitidin 1 amp/IVE : Masalah belum teratasi namun sudah ada kemajuan.

4. III Kamis,25

Februari2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.35

08.45

09.00

S : -O : a. TTV ( TD = 110/70 mmHg, N = 84 x/menit, RR = 24

x/menit, dan S = 37 ᵒC).b. Nampak luka post op laminektomi 20 cm.c. Luka nampak masi basah.

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi.I :

1. Mengkaji tanda-tanda vital.Hasil : TTV ( TD = 110/70 mmHg, N = 84 x/menit,RR = 22 x/menit, dan S = 36,2 ᵒC).

2. Memberikan perawatan septik dan antiseptik padaluka.Hasil : luka nampak bersih.

3. Mengobservasi daerah luka.Hasil : tanda-tanda infeski kalor, dolor, tumor &dobor tidak ada.

4. Memantau suhu tubuh secara teratur.Hasil : suhu tubuh 36,4 ᵒC

5. Memberian obat antibiotik.Hasil : injeksi cefriaxone 1 gr/IV

E : Masalah belum teratasi namun sudah ada kemajuan.

Lanjutan tabel 14.

Page 65: Kti la ode safar

52

No. DX.Kep

Hari/Tanggal

Catatan Perkembangan Paraf

5. I Jumat,26

Februari2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.35

08.45

09.00

09.15

S : klien mengatakan masih nyeri.O : a. Ekpresi klien meringis saat nyeri.

a. Skala nyeri 6 (0-10).A : Tujuan Belum Tercapai.P : Lanjutkan intervensi.I :

1. Mengobserfasi TTV :Hasil : TTV (TD = 110/80 mmHg, N = 82 x/menit,RR = 22 x/menit, dan S = 36,8 ᵒC).

2. Mengidentifikasi persepsi klien tehadap nyeri, lokasidan intensitas nyeri yang diraasakan.Hasil : Nyeri dirasakan pada pinggang luka post oplaminektomi dengan skala 4 (0-10) dengan sifatkeluhan hilang timbul.

3. Mempertahankan kepala dalam posisi 15-45 derajat.Hasil : klien merasa nyaman.

4. Mengajarkan teknik relakasi pada klien, yaitudengan menarik napas dalam melalui hidung danmenghembuskan napas secara perlahan melaluimulut.Hasil : klien kooperatif.

5. Mengajarkan teknik distraksi, yaitu denganmengajak ngobrol atau mengalihkan perhatian klienterhadap hal yang disenanginya.Hasil : klien paham dan kooperatif.

6. Memberikan obat analgetik.Hasil : a. Injeksi ketorolac 50 mg / IV

b. Injeksi ranitidin 1 amp/IVE : Masalah belum teratasi namun sudah ada kemajuan.

6 III Jumat,26

Februari2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.35

08.45

09.00

S : -O : a. TTV (TD = 110/80 mmHg, N = 82 x/menit, RR =

22 x/menit, dan S = 36,8 ᵒC).b. Nampak luka post op laminektomi 20 cm.c. Luka nampak masih basah.

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi.I :

1. Mengkaji tanda-tanda vital.Hasil : TTV ( TD = 110/80 mmHg, N = 82 x/menit,RR = 22 x/menit, dan S = 36,8 ᵒC).

2. Memberikan perawatan septik dan antiseptik padaluka.Hasil : luka nampak bersih.

3. Mengobservasi daerah luka.Hasil : tanda-tanda infeski kalor, dolor, tumor &dobor tidak ada.

4. Memantau suhu tubuh secara teratur.Hasil : suhu tubuh 36,4 ᵒC

5. Memberikan obat antibiotik.Hasil : injeksi cefriaxone 1 gr/IV

E : Masalah belum teratasi namun sudah ada kemajuan.

Lanjutan tabel 14.

Page 66: Kti la ode safar

53

B. Pembahasan

Berdasarkan tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dan hasil studi kasus

yang penulis lakukan dari Tanggal 23 - 26 Februari 2016, maka pada

pembahasan ini dibahas tentang perbandingan antara teoritis dan fakta yang

ada, yang diperoleh penulis sebagai hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan

pada Klien Tn. T dengan Gangguan Sistem Persarafan : Post OP Laminektomi

a/i Space Occupying Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler Di Ruang Bedah

Saraf Gedung Kemuning Lt. II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

1. Pengkajian

Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian yang meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian

dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi

kokumentasi dan studi kepustakaan.

Menurut teori data – data yang muncul pada klien dengan gangguan

sistem persarafan : Post Op Laminektomi POD XIV Space Occupying

Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler yaitu nyeri pada daerah medula

spinalis, penurunan rentang gerak, tidak mampu melakukan aktivitas yang

biasa dilakukannya, gangguan dalam berjalan, konstipasi, mengalami

kesulitan defekasi adanya retensi urin, kekakuan, kesemutan, penurunan

refleks tendon dalam, ketakutan akan timbulnya paralis, ansietas,

penurunan kekuatan otot. Sedangkan pada pelaksanaan studi kasus

ditemukan antara lain data-data seperti : nyeri pada daerah luka bekas

Page 67: Kti la ode safar

54

operasi pada daerah punggung, selama di RS belum pernah keramas dan

memotong kuku, adanya luka post op laminektomi sepanjang 20 cm, dank

klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya sekarang.

Dari data-data tersebut terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

Tn.T, dimana tidak semua data yang ada pada tinjauan teoritis ditemukan

pada kasus. Hal ini terjadi karena setiap manusia dalam memberikan

respon baik bio, psiko, sosial dan spiritual terhadap stimulus yang

berbeda-beda sehingga gejala dan karakteristik yang didapatkan berbeda

pula.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan teoritis, masalah keperawatan yang ditemukan pada

Klien Gangguan Sistem Persarafan : Post OP Laminektomi a/i Space

Occupying Lesion (SOL) Intrameduler Ekstrameduler, adalah sebagai berikut :

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran

darah.

b. Resiko tinggi trauma spinal berhubungan dengan kesulitan

keseimbangan

c. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi

paru.

d. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

(insisi) dan penekanan masa tumor.

e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuro

muscular.

Page 68: Kti la ode safar

55

f. Konstipasi berhubungan dengan bengkak pada area bedah

imobilisasi.

g. Resiko retensi urin berhubungan dengan bengkak pada area operasi.

h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam studi kasus

sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan ditemukan 3

diagnosa aktual dan 1 diagnosa resiko yakni sebagai berikut :

a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan (luka

post op laminektomi).

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak

akibat nyeri.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak

adekuat.

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus yang ada

dalam teori adalah : Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan (luka post op laminektomi).

Sedangkan diagnosa yang ditemukan dalam teori tetapi tidak

ditemukan dalam kasus adalah :

a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran

darah. Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya data-data

yang mendukung munculnya masalah seperti parestesia kebas,

penurunan rentang gerak/kekuatan otot.

Page 69: Kti la ode safar

56

b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi

paru. Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya data-data

yang mendukung munculnya masalah seperti adanya sesak napas.

c. Resiko tinggi trauma spinal berhubungan dengan kesulitan

keseimbangan. Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya

data-data yang mendukung munculnya masalah seperti adanya

ketidakmampuan dalam mempertahankan kesejajaran yang tepat dari

spinal.

d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuro

muscular. Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya data-

data yang mendukung munculnya masalah seperti adanya penurunan

kekuatan otot.

e. Konstipasi berhubungan dengan bengkak pada area bedah

imobilisasi. Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya

data-data yang mendukung munculnya masalah seperti adanya

penurunan fungsi usus dan pengeluaran feses yang keras.

f. Resiko retensi urin berhubungan dengan bengkak pada area operasi.

Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya data-data yang

mendukung munculnya masalah seperti adanya ketidakmampuan

dalam mengosongkan kandung kemih secara adekuat sesuai

kebutuhan individu.

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan.

Masalah ini tidak muncul dikasus karena tidak adanya data-data yang

Page 70: Kti la ode safar

57

mendukung munculnya masalah seperti kurangnya pengetahuan klien

tentang penyakitnya.

Diagnosa yang ada di dalam kasus tetapi tidak ditemukan di dalam

teori yaitu : Defisit perawatan diri, Resiko tinggi infeksi, dan Ansietas.

Kesenjangan ini terjadi karena data-data yang ditemukan pada pengkajian

Tn.T mendukung untuk diagnosa tersebut.

3. Perencanaan

Pada tahap ini penulis bersama keluarga klien menyusun rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai masalah yang

muncul. Perencanaan keperawatan untuk diagnosa yang ada di kasus dan

ada di teori, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena

dalam membuat intervensi penulis berpatokan pada teoritis. Sedangkan

untuk diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus dan tidak ada dalam

teori, intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan

klien, serta disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang lain. Dalam

menyusun perencanaan, hal-hal yang mendukung adalah :

a. Adanya kerja sama yang baik dengan perawat, klien dan keluarga

sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan.

b. Dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat

memperlancar dan menyusun perencanaan.

4. Implementasi

Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang

Page 71: Kti la ode safar

58

merupakan suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja

sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan

dalam setiap tindakan. Selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari

perawat pembimbing. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam

proses pelaksanaan adalah kurangnya sarana dan prasana yang terdapat di

ruangan. Meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana, namun

setiap intervensi yang telah disusun dapat diimplementasikan kepada

klien. Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada

antara lain :

a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan (luka

post op laminektomi) yaitu mengacu pada intervensi atau perencanaan

yang telah ditetapkan dan semua intervensi yang ada.

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik yaitu

mengacu pada intervensi atau perencanaan yang telah ditetapkan dan

semua intervensi yang ada.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka bekas operasi

yaitu mengacu pada intervensi atau perencanaan yang telah ditetapkan

dan semua intervensi yang ada.

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan yaitu

mengacu pada perencanaan yang telah ditetapkan dan semua

intervensi yang ada.

Page 72: Kti la ode safar

59

5. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana

untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan

mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.

Setelah mengimplementasi asuhan keperawatan yang telah

direncanakan selama 3 hari, yang dimulai tanggal 23 sampai 26 February

2016, maka seluruh tujuan yang telah ditetapkan diharapkan dapat

tercapai. Dalam studi kasus ini terdapat 4 diagnosa yang terdiri dari tiga

diagnosa aktual dan 1 diagnosa resiko. 2 diagnosa keperawatan teratasi

yaitu defisit perawatan diri dan ansietas. Serta 2 diagnosa keperawatan

yang belum teratasi tetapi menunjukan perubahan yaitu nyeri akut dan

resiko tinggi infeksi.

Kesenjangan ini terjadi karena dibutuhkan waktu yang lama dalam

mengatasi seluruh diagnosa keperawatan dan membutuhkan waktu yang

berbeda-beda dalam proses penyembuhan.

Page 73: Kti la ode safar

60

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses yang

dilakukan di ruang perawatan Bedah Saraf Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr.

Hasan Sadikin Bandung sejak Tanggal 23 sampai 26 februari 2016, dengan

mengacu pada keberhasilan yang ingin dicapai, maka penulis menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Dalam pengkajian keperawatan semua aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan

kultual harus dikaji untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena

setiap individu memberikan respon yang berbeda-beda terhadap stimulus baik

internal maupun eksternal sehingga membutuhkan kejelian dalam menilai setiap

respon atau gejala yang ditampakkan oleh klien serta memerlukan kepekaan dan

kemampuan khusus dalam mengintepretasi dan menganalisa data pada klien

dengan gangguan sistem persarafan: Post Op Laminektomi a/i Space Occupying

Lession (SOL) Intrameduler Ekstrameduler.

2. Dalam diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus, diagnosa keperawatan yang

ditemukan yaitu : Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan (luka post op

laminektomi), Defisit perawatan diri b/d keterbatasan rentang gerak akibat nyeri,

Resiko tinggi infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat, Ansietas b/d

perubahan status kesehatan.

3. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana tindakan yang

disesuaikan dengan kebutuhan serta masalah klien dengan gangguan sistem

Page 74: Kti la ode safar

61

persarafan : ”Post Op Laminektomi a/i Space Occupying Lession (SOL)

Intrameduler Ekstrameduler” berdasarkan ilmu yang dimiliki serta prosedur

konsep dasar keperawatan.

4. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada gangguan sistem persarafan : ” Post

Op Laminektomi a/i Space Occupying Lession (SOL) Intrameduler

Ekstrameduler” diperlukan ilmu dan keterampilan seorang perawat, sarana dan

prasarana yang tersedia sehingga proses keperawatan dapat dilaksanakan dapat

berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5. Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi serta berkelanjutan

dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga diperlukan pengobatan

sesuai dengan program terapi yang teratur. Dalam studi kasus ini terdapat 4

diagnosa yang terdiri dari tiga diagnosa aktual dan 1 diagnosa resiko. 2 diagnosa

keperawatan teratasi yaitu defisit perawatan diri dan ansietas. Serta 2 diagnosa

keperawatan yang belum teratasi tetapi menunjukan perubahan yaitu nyeri akut

dikarenakan luka belum sembuh dan resiko tinggi infeksi.

6. Pada tahap dokumentasi terdapat pernyataan yang berisi hasil aktivitas

keperawatan yang dilakukan perawat terhadap klien, mulai dari pengkajian

hingga evaluasi.

B. REKOMENDASI

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

persarafan : ” Post Op Laminektomi a/i Space Occupying Lession (SOL)

Intrameduler Ekstrameduler” menggunakan pendekatan keperawatan dengan

Page 75: Kti la ode safar

62

kerjasama antara perawat, klien, keluarga serta tim kesehatan lainya. Maka penulis

megajukan beberapa saran yaitu :

1. Untuk Rumah Sakit

Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang komprehensif

yaitu meliputi bio, psiko, sosial, spiritual kepada klien dan perawat agar selalu

menerapkan konsep asuhan keperawatan yang komprehensifdan meningkatkan

frekuensi kontak dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta

adanya pendokumentasian yang lengkap dan akurat pada status kesehatan klien.

2. Untuk Institusi Pendidikan

Institusi sebagai penyelenggara pendidikan harus menyediakan referensi yang

memadai, menyangkut hal-hal baru mengenai gangguan sistem persarafan :

“Space Occupying Lession (SOL) Intrameduler Ekstrameduler” serta pembinaan

praktek laboratorium sebelum melaksanakan studi kasus.

3. Untuk Profesi Keperawatan

Selain penanganan secara medik, dorongan dan motivasi secara psikologis

sangat diperlukan oleh klien sehingga dibutuhkan peran aktif dari perawat agar

meningkatkan intensitas/frekuensi kunjungan terhadap klien, tanpa mengabaikan

dengan tim kesehatan lainnya. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perlu

adanya pendokumentasian yang dicatat dalam status kesehatan klien.

4. Untuk Penulis

Bagi penulis, semoga karya tulis ilmiah yang sederhana dapat menjadi bahan

bacaan dan acuan guna meningkatkan kreatifitas dalam pemberian asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan: “ Post Op

Laminektomi a/i Space Occupying Lession (SOL) Intrameduler Ekstrameduler”.

Page 76: Kti la ode safar

DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. (2005). At a glance medicine. Erlangga : Jakarta.

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Geissler, A.C. (2000). Rencana asuhan

keperawatatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian

perawatan pasien. EGC : Jakarta.

Fitri, R.F. (2014). ”Tumor medula spinalis intadural ekstramedula”.J Medula

Unila, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Vol 4, P.1-8.

Hakim, A.A. (2006). Permasalahan serta penanggulangan tumor otak dan

sumsum tulang belakang. Materi dipresentasikan dalam Rapat Terbuka

Universitas Sumatra Utara, 26 Agustus Medan, P. 1-29.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

persarafan. Salemba Medika : Jakarta.

Nursalam. (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan konsep dan praktik,

Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.

Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi, konsep klinis proses-proses

penyakit, Edisi 6, Vol. 2. EGC : Jakarta.

RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. (2016), Medical Record : Bandung

Syaifuddin. (2006). Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3.

EGC : Jakarta.

Page 77: Kti la ode safar

SAP NYERI/LD.MUH.SAFAR/2016

Lampiran I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya informasi mengenai teknik mengatasi nyeri

Pokok Bahasan : Nyeri

Sub Pokok Bahasan : Teknik mengatasi nyeri

Sasaran : Tn. T dan keluarga

Waktu : 15 Menit

Tempat : Ruang Bedah Saraf Gedung Kemuning Lantai II

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami

dan mendemonstrasikan teknik mengatasi nyeri.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :

1) Menyebutkan pengertian nyeri dengan benar tanpa melihat catatan / leaflet

2) Menyebutkan pengertian teknik mengatasi nyeri dengan benar tanpa

melihat catatan / leaflet

3) Menyebutkan tujuan mengatasi nyeri dengan benar tanpa melihat catata/

leaflet

4) Menyebutkan cara mengatasi nyeri dengan benar tanpa melihat catatan

leaflet

5) Mendemonstrasikan teknik mengatasi nyeri.

Page 78: Kti la ode safar

SAP NYERI/LD.MUH.SAFAR/2016

3. Pokok Materi

1) Pengertian nyeri

2) Pengertian teknik mengatasi nyeri

3) Tujuan mengatasi nyeri

4) Cara mengatasi nyeri

4. Kegiatan Belajar Mengajar

1) Metode : ceramah, tanya jawab dan demonstrasi

2) Langkah – langkah kegiatan :

a. Kegiatan Pra Pembelajaran

a) Mempersiapkan materi, media dan tempat

b) Kontrak waktu

b. Membuka Pembelajaran

a) Memberi salam

b) Perkenalan

c) Menjelaskan pokok bahasan

d) Menjelaskan tujuan

e) Apersepsi

c. Kegiatan inti

a) Penyuluh menyampaikan materi

b) Sasaran menyimak materi

c) Sasaran mengajukan pertanyaan

d) Penyuluh menjawab pertanyaan

e) Penyuluh menyimpulkan jawaban

Page 79: Kti la ode safar

SAP NYERI/LD.MUH.SAFAR/2016

d. Penutup

a) Evaluasi

b) Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi

c) Memberi salam

5. Media

Media : Leaflet

6. Evaluasi

1) Prosedur : Post test

2) Jenis tes : Pertanyaan secara lisan

3) Butir soal : 4 soal

a. Sebutkan pengertian nyeri

b. Sebutkan pengertian teknik mengatasi nyeri

c. sebutkan tujuan mengatasi nyeri

d. Sebutkan cara mengatasi nyeri

7. Lampiran Materi dan Media

Page 80: Kti la ode safar

SAP NYERI/LD.MUH.SAFAR/2016

Lampiran II

TEKNIK MENGATASI NYERI

A. Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial yang menimbulkan

ketegangn dan siksaan bagi yang mengalaminya.

B. Pengertian teknik mengatasi nyeri

Suatu hubungan untuk mengurangi rasa tidak nyaman nyeri pada seseorang

sampai tingkat yang dapat ditoleransi.

C. Tujuan mengatasi nyeri

1. Mengurangi rasa nyeri

2. Merelaksasikan ketegangan otot

3. Mengalihkan perhatin agar nyeri tidak terasa atau hilang

4. Menghalangi sampainya rangsangan nyeri ke otak agar rangsangan nyeri

tidak dipersepsikan

5. Mengurangi kecemasan

D. Cara mengatasi nyeri

1. Teknik relaksasi

Teknik nafas dalam melalui hidung kemudian mengeluarkannya secara

perlahan melalui mulut dengan gerakan lambat dan teratur.

Page 81: Kti la ode safar

SAP NYERI/LD.MUH.SAFAR/2016

2. Teknik distraksi

Memfokuskan perhatian diri pada sesuatu selain pada nyeri, misalnya :

a. Mengobrol dengan orang lain

b. Mendengarkan musik

c. Melakuakan aktivitas atau permainan seperti bermain catur

d. Membaca dan menonton

3. teknik imajinasi

Membayangkan sesuatu yang menarik dan menyenangkan

2. Teknik rangsangan dan masase (pijatan)

Maksudnya untuk menghalangi sampainya rangsangan nyeri ke otak agar

rangsangan nyeri tidak dipersepsikan, misalnya :

a. Menggosok kulit atau mengusap-usap kulit

b. Kompres dengan air hangat atau panas

Page 82: Kti la ode safar

Nyeri adalah suatu perasaan

yang menimbulkan ketegangan

dan siksaaan bagi yang

mengalaminya.

PENGERTIAN TEKHNIK

MENGATASI NYERI

Suatu hubungan untuk

mengurangi rasa tidak nyaman

nyeri pada seseorang.

1. Mengurangi rasa nyeri

2. Merelaksasikan ketegangan

otot

3. Mengalihkan perhatian agar

nyeri tidak terasa atau

hilang

4. Menghalangi sampainya

rangsangan nyeri ke otak

agar rangsangan nyeri tidak

dipersepsikan

5. Mengurangi kecemasan.

OLEH :

LA ODE MUH. SAFAR

13.13.1070

Lampiran III

Page 83: Kti la ode safar

4. Tekhnik rangsangan dan

masase (pijatan)

Maksudnya untuk

menghalangi sampainya

rangsangan nyeri ke otak

agar rangsangan nyeri tidak

dipersepsikan, misalnya :

Menggosok kulit atau

mengusap-usap kulit

Kompres dengan air

panas atau hangat

3. Tekhik Imajinasi

Membayangkan sesuatu

yang menarik dan

menyenangkan

1. Tekhnik Relaksasi

Tekhnik nafas dalam yaitumenarik napas melalui hidungkemudian mengeluarkannyasecara perlahan melaui mulutdengan gerakan lambat danteratur

2. Tekhnik Distraksi

Memfokuskan perhatian diripada sesuatu selain pada nyeri

misalnya :

Mengobrol dengan oranglain

Mendengarkan music Melakukan aktivitas atau

permainan seperti bermaincatur

Membaca dan menonton

Page 84: Kti la ode safar

Lampiran III

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATANJln. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-2522954

LEMBAR KONSULTASI

Nama : LA ODE MUHAMAD SAFARNIM : 13. 13. 1070Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. T

Dengan Gangguan Sistem Pe rsarafan: PostOp Laminektomi Pod Xiv a/i SpaceOccupying Lesion (Sol) IntramedulerEkstrameduler Di Ruang Bedah Saraf LantaiIi Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung

Pembimbing Karya Tulis Ilmiah : HARNIA, S.Kep.,Ns

NO HARI/TGLPOKOK

BAHASAN/SUBPOKOK BAHASAN

SARANPEMBIMBING

PARAFPEMBIMBING

1 Senin,09 Mei 2016

a. Judul KTIb. BAB 1

1) Perbaiki Judul2) Tambahkan data

kasus menurutWHO danDepkes.

3) Judul jangandibold

2 Rabu,11 Mei 2016

a. Judul KTIb. BAB I

1) Perbaiki judul(masukan namaoperas dan a/i).

2) Tambahkanpenjelasantentang penyakit

3) Perbaikipenulisankalimat antarakalimat yangsatu dengankalimatberikutnya harusnyambung.

Page 85: Kti la ode safar

3 Kamis,12 Mei 2016

a. Judul KTIb. BAB Ic. BAB II

1) ACC Judul

2) Perbaikipenulisan

3) Tambahkankesimpulandefenisi

4) Tambahkanfisiologi systempersarafan

5) Tambahkantinjaun asuhankeperawatan.

4 Selasa,17 Mei 2016

a. BAB 1b. BAB II

1) Perbaikipenulisanreferensi, bahasaasingdimiringkan danspasi

2) Perbaiki tujuankhusus

3) Perbaikipenulisanreferensi, kosakata, spasi, tabel,gambar harusjelas.

4) Bahas secaraterpisah Anatomidan Fisiologi.

5) Kurangi BAB II,masukan tentanglaminektomi

5 Senin,23 Mei 2016

a. BAB Ib. BAB IIc. BAB II

1) Perbaikipenyusunankalimat danpengetikan

2) Referensi 10tahun terakhir.

3) Fisiologi systempersarafan :Otak, Medulaspinalis, danPerifer.

4) Perbaiki riwayatKU (P,Q,R,S,T).

Page 86: Kti la ode safar

6 Selasa,24 Mei 2016

a. BAB Ib. BAB IIc. BAB III

1) ACC BAB I2) Teoritis diagnose

keperawatan postop

3) Perbaikipenulisan.

7 Rabu,02 Juni 2016

a. BAB IIb. BAB III

1) Rereferensi(penulisan)

2) Perbaikipenulisan

3) Perbaikipembahasan

8 Rabu,15 Juni 2016

a. BAB IIb. BAB III

1) Perbaikipenulisan dangambar

2) Perbaikipenulisan,perbaiki AnalisaData danKlasifikasi Data,Perencanaan

9 Senin,20 Juni 2016

a. BAB IIb. BAB IIIc. BAB IV

1) Perbaikipenulisan dangambar

2) Perbaiki tinjauanaskep

3) Perbaikipenulisan kasusdan pembahasan.

4) Perbaikikesimpulan dansaran.

10 Kamis,23Juni 2016

a. BAB IIb. BAB IIIc. BAB IV

1) Perbaiki tinjauanasuhankeperawatansesuai denganpenyakit

2) Pembahasan :Pengkajian,Diagnosa,Intervensi,Implementasi,dan Evaluasi.

3) Perbaikikesimpulan dansaran

11 Jum’at,24 Juni 2016

a. BAB IIb. BAB III

1) Perbaikantinjauan askep.

Page 87: Kti la ode safar

c. BAB IVd. Abstrak

2) PerbaikiImplementasidan CatatanPerkembangan.

3) Perbaikikesimpulan danRekomendasi.

4) Perbaiki Abstrak12 Sabtu,

25 Juni 2016a. BAB IIb. BAB IIIc. BAB IVd. Abstrak

1) ACC BAB II2) Perbaiki

pembahasan3) Perbaiki

kesimpulan4) Perbaiki Abstrak

13 Senin,27 Juni 2016

a. BAB III dan BAB IVb. Abstrak

1) Perbaiki sesuaikoreksi

2) ACC Abstrak3) Lanjut

kelengkapanKTI

14 Selas,28 Juni 2016

a. BAB III dan BAB IVb. kelengkapan KTI

1) ACC BAB IIIdan BAB IV.

2) ACCkelengkapanKTI.

3) Siap ujian

Page 88: Kti la ode safar

i

RIWAYAT HIDUP

1. Identitas

Nama : LA ODE MUHAMAD SAFAR

Tempat tanggal lahir : Tanjung Batu, 09 Februari 1994

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Alamat : Jln. By pass Laino pantai dan Kabangka

2. Riwayat Pendidikan

a. TK PGRI WADASA masuk tahun 2000 dan lulus tahun 2001

b. SD Negeri 5 Kabangka masuk tahun 2001 dan lulus tahun 2007

c. SMP Negeri 5 kabawo masuk tahun 2007 dan lulus tahun 2010

d. SMA Negeri 1 Kabangka tahun 2011 dan lulus dari SMA Negeri 1

Kabangka tahun 2013

e. Sejak tahun 2013 mengikuti pendidikan Diploma III Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan Insya Allah akan

menyelesaikannya tahun 2016.