tugas gadar keracunan

Upload: afif-dwi-pasana

Post on 09-Feb-2018

286 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    1/21

    1

    ASUHAN KEPERAWATAN

    KEGAWATDARURATANKERACUNAN PESTISIDA

    Disusun Oleh :

    Kelompok 8

    Anggota : 1. Afif Dwi Pasana PO 71 20 1 11 00

    2. Fatimah Hafliah PO 71 20 1 11 024

    3. Manda Sari PO 71 20 1 11 0

    Tingkat : III C

    Dosen : Ishak Bakrie, S.Sos, M.Kes

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

    JURUSAN KEPERAWATAN

    2013/2014

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    2/21

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPestisida didefenisikan sebagai senyawa kimia yang digunakan untuk

    membunuh hama, termasuk serangga, hewan pengerat, jamur dan tanaman yang tidak

    diinginkan (gulma). Pestisida digunakan dalam kesehatan masyarakat untuk

    membunuh vektor penyakit, seperti nyamuk, dan dalam pertanian, untuk membunuh

    hama yang merusak tanaman.

    Pestisida dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara yakni

    melalui kontaminasi memalui kulit (dermal Contamination), terhisap masuk kedalam

    saluran pernafasan (inhalation) dan masuk melalui saluran pencernaan makanan

    lewat mulut (oral).

    Keracunan pestisida merupakan masalah kesehatan yang penting pada

    lingkungan kerja karena pestisida digunakan pada sejumlah besar industri. Hal ini

    menyebabkan kondisi kategori pekerja beresiko langsung terhadap paparan pestisda.

    Namu pekerja di industri lain pun bahkan beresiko untuk terkena juga. Sebagai

    contoh, ketersediaan pestisida secara komersial di toko-toko menyebabkan pekerja

    ritel berada pada risiko pajanan dan penyakit ketika mereka menangani produk-produk pestisida (Calvret, 2004)

    Fungsi pekerjaan yang berbeda menyebabkan bervariasinya tingkat paparan.

    Eksposur pekerjaan Sebagian besar disebabkan oleh penyerapan melalui kulit yang

    terbuka seperti wajah, tangan, lengan, leher, dan dada. Paparan ini kadang-kadang

    ditingkatkan dengan inhalasi pengaturan termasuk penyemprotan operasi di rumah

    kaca dan lingkungan tertutup lain, taksi traktor, dan penyemprotan pestisida

    menggunakan blower atau spray (Ecobichon, 2001).

    Di negara-negara berkembang keracunan pestisida adalah masalah utama

    dengan skala yang besar . Sebagian besar perkiraan mengenai tingkat keracunan

    pestisida telah didasarkan pada data dari penerimaan pasien di rumah. Perkiraan

    terbaru oleh kelompok tugas WHO menunjukkan bahwa mungkin ada 1 juta kasus

    keracunan yang tidak disengaja. Di samping itu terdapat 2 juta orang dirawat di

    rumah sakit akibat usaha bunuh diri dengan pestisida, dan hal ini mencerminkan

    hanya sebagian kecil dari masalah yang sebenarnya.. Atas dasar survei yang

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    3/21

    3

    dilaporkan sendiri keracunan ringan dilakukan di kawasan Asia, diperkirakan bahwa

    mungkin ada sebanyak 25 juta pekerja pertanian di negara berkembang menderita

    sebuah episode dari keracunan setiap tahun (Jeyaratnam J, 1990).

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas pada makalah ini

    yaitu:

    1. Apa yang dimaksud dengan keracunan pestisida, penyebabnya dan klasifikasinya?2. Bagaimana penatalaksanaan keracunan pestisida secara umum ?3. Bagaimana penatalaksanaan keracunan pestisida secara medis ?4. Asuhan keperawatan apa saja yang dapat dilakukan dan diutamakan ?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah

    1. Untuk mengetahui konsep asuhan kegawatdaruratan keracunan pestisida (definisi,etiologi, klasifikasi, dll )

    2. Untuk mengetahui penatalaksanaan keracunan pestisida secara umum dam medis3.

    Untuk mengetahui asuhan keperawatan keracunan pestisida

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    4/21

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Konsep Penyakit

    2.1 Pengertian

    Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit

    atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera

    dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.

    Intoksikasi atau keracunan adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam

    tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan

    dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, menimbulkan efek merugikan

    dan bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan pangan atau bahan

    kimia (peptisida). Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang

    dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.Termasuk

    peptisida ini adalah insektisida.

    Menurut Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1973, Pestisida adalah semua zat

    kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

    Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusaktanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;

    Memberantas rerumputan; Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman

    tidak termasuk pupuk;

    Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; Memberantas atau mencegah hama-hama air; Memberantas atau mencegah binatang binatang dan jasad-jasad renik dalam

    rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan;

    Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkanpenyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan

    pada tanaman, tanah atau air.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    5/21

    5

    2.2. EtiologiPenyebab yang paling umum pada kasus keracunan pestisida adalah keracunan

    akibat kecelakaan; keracunan berupa tindakan bunuh diri, pajanan melalui

    kontaminasi lingkungan atau tempat kerja (okupasional).

    2.3. KlasifikasiPestisida dapat digolongkan menurut penggunaannya dan disubklasifikasi

    menurut jenis bentuk kimianya. Dari bentuk komponen bahan aktifnya maka

    pestisida dapat dipelajari efek toksiknya terhadap manusia maupun makhluk hidup

    lainnya dalam lingkungan yang bersangkutan.

    Penggolongan pestisida menurut jasad sasaran Insektisida, racun serangga (insekta) Fungisida, racun cendawan / jamur Herbisida, racun gulma / tumbuhan pengganggu Akarisida, racun tungau dan caplak (Acarina) Rodentisida, racun binatang pengerat (tikus dsb.) Nematisida, racun nematoda, dst.

    Penggolongan menurut asal dan sifat kimia Sintetik

    - Anorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfatdan garam merkuri.

    - OrganikOrgano khlorin : DDT, BHC, Chlordane, Endrin dll.

    Heterosiklik : Kepone, mirex dll.

    Organofosfat : malathion, biothion dll.

    Karbamat : Furadan, Sevin dll.

    Dinitrofenol : Dinex dll.

    Thiosianat : lethane dll.

    - Sulfonat, sulfida, sulfon.Lain-lain : methylbromida dll.

    Hasil alam : Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dll

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    6/21

    6

    Ada 2 macam insektisida yang paling banyak digunakan dalam pertanian :

    1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon )

    2. Isektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase insectisida )

    Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus

    meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan

    dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun

    dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap

    diparu dan saluran makanan, namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti

    golongan IHK. Macam-macam IFO adalah malathion (Tolly), Paraathion,diazinon,

    Basudin, Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah IFO Murni dan golongan

    carbamate.Salah satu contoh gol.carbamate adalah baygon.

    2.4.PatofisiologiIFO bekerja dengan cara menghabat ( inaktivasi ) enzim asetikolinesterase

    tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis

    arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat AkhKhE yang bersifat inaktif. Bila

    konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi.

    Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbulgejala-gejala ransangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek

    muscarinik, nikotinik dan SSP ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP).

    Pada keracunan IFO, ikatan-ikatan IFO KhE bersifat menetap (ireversibel),

    sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible ).

    Secara farmakologis efek akhir dapat dibagi 3 golongan :

    1. Muskarini, terutama pada saluran pencernaan, kelenjar ludah dan keringat, pupil,

    bronkus dan jantung.

    2. Nikotinik, terutama pada otot-otot skeletal, bola mata, lidah, kelopak mata dan otot

    pernafasan.

    3. SSP, menimbulkan nyeri kepala, perubahan emosi, kejang-kejang (Konvulsi)

    sampai koma.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    7/21

    7

    2.5. Manifestasi KlinisYang palig menonjol adalah hiperaktivitas kelenjar-kelenjar ludah/air mata /

    keringat / urine / saluran pencernaan makanan (disngkat dengan SLUD = Salivasi,

    Lakrimasi, Urinasi dan diare), kelainan visus dan kesukaran bernapas.

    a. Keracunan ringan

    - Anoriksia - Nyeri kepala - Rasa lemah

    - Rasa takut - Tremor lidah - Tremor kelopak mata

    - Pupil miosis

    b. Keracunan sedang

    - Nausea - Muntah-muntah - Kejang/keram perut.

    - Hipersalivasi - Hiperhidrosis - Fasikulasi otot

    - Bradikardi

    c. Keracunan berat

    - Diare - Pupil pin-Point - Reaksi cahaya (-)

    - Sesak napas - Sianosos - Edema paru

    - Inkonteinensia urine - Inkotinensia feses - Konvulsi

    - Koma - Blokade jantung - Akhirnya meninggal

    2.6.Macam-macam Keracunana. Mencerna (menelan) racun

    Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan racun

    sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara

    system organ vital, menggunakan antidote spesifik untuk menetralkan racun, dan

    memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.

    Penatalaksanaan umum :

    1. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidakada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada

    keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.

    2. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktutertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.

    3. Tangani syok yang tepat.4. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    8/21

    8

    5. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untukmenurunkan efek toksin.

    6. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system sarafpusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.

    7. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yangditela, yaitu:

    Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal. Dialisis Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan

    cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah

    detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.

    8. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.9. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.10. Menurunkan peningkatan suhu.11. Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.12. Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.13. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.14.

    Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang.

    15. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dangejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.

    Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan

    pencegahan racun dan instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau

    keluarga

    b. Keracunan melalui inhalasiPenatalaksanaan umum :

    1. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela.2. Longgarkan semua pakaian ketat.3. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlikan.4. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.5. Pertahankan pesien setenang mungkin.6. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    9/21

    9

    c. Keracunan makananKeracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang

    dapat terjadi setelah menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi.

    Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

    1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya ataudiberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.

    2. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3kali berturut-turut dalam setia jamnya.

    3. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garamdapat menjadi alternative jika norit tidak tersedia.

    4. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengancara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi

    dari kepala untuk memudahkan kontraksi

    5. Apabila penderita dalam keadaan p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit ataudokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

    2.7.Penatalaksanaan Medis1.

    Resusitasi.

    Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan, periksa pernafasan dan

    nadi. Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit, nafas buatan, oksigen, hisap lendir

    dalam saluran pernafasan, hindari obat-obatan depresan saluran nafas, kalu perlu

    respirator pada kegagalan nafas berat. Hindari pernafasan buatan dari mulut

    kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.

    Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan

    alat bagvalvemask.

    2. Eliminasi.Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar

    atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit

    bila tidak berhasil. Katarsis, (intestinal lavage), dengan pemberian laksan bila

    diduga racun telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah lambung atau gastric

    lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak

    kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    10/21

    10

    setelah keracunan. Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.

    Emesis, katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila

    keracunan terjadi kurang dari 4-6 jam. pada koma derajat sedang hingga berat

    tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan

    pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.

    3. Anti dotum.Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh

    pada tempat penumpukan.

    a. Mula-mula diberikan bolus IV 12,5 mgb. Dilanjutkan dengan 0,51 mg setiap 51015 menit samapi timbul gejala-

    gejala atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi, midriasis, febris dan

    psikosis).

    c. Kemudian interval diperpanjang setiap 153060 menit selanjutnya setiap2468 dan 12 jam.

    d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam.Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa

    edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.

    2.8.Pemeriksaan Penunjang

    Pengukuran kadar KhE

    Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk

    memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari

    harga normal ).

    1. Kercunan akut : Ringan : 4070 %2. Sedang : 2040 %3. Berat : < 20 % 4. Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 50 %

    setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan

    dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N

    Patologi Anatomi ( PA )

    Pada keracunan acut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas. sering

    hanya ditemukan edema paru, dilatsi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ-oragan

    lainnya.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    11/21

    11

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengumpulan Dataa. Pengkajian Primer

    1) Airway Jalan napas bersih Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi Tidak ada jejas badan daerah dada

    2) Breathing Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal Distress pernapasan Kelemahan otot pernapasan Kesulitan bernapas : sianosis

    3) Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia Sakit kepala Pingsan berkeringat banyak Reaksi emosi yang kuat Pusing, mata berkunangkunang

    4) Disability Dapat terjadi penurunan kesadaran

    Triase : merah

    Analisa data

    Data Penyebab Masalah

    Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal Distress pernapasan :

    pernapasan cuping hidung,

    takipneu, retraksi

    Bisa ular mengandung toksin yang

    bersifat neurotoksin

    Merangsang saraf perifer atau sentral

    Gangguan pola

    napas

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    12/21

    12

    Menggunakan otot-ototpernapasan

    Kesulitan bernapas :sianosis

    Menyebabkan paralise otot otot lurik

    Kelumpuhan / kelemahan otot otot

    pernapasan

    Kompensasi tubuh dengan cara napas

    yang dalam dan cepat

    Sesak

    Gangguan pola napas

    Penurunan curah jantung :gelisah, letargi, takikardia

    Sakit kepala Pingsan berkeringat banyak Reaksi emosi yang kuat Pusing, mata berkunang

    kunang

    Bisa ular yang mengadung toksin yang

    bersifat kardiotoksin dan cytotoksin

    Mengakibatkan terganggunya otot otot

    jantung

    Kerusakan otot jantung

    Penurunan curah jantung

    Diagnosa Keperawatan

    a. Gangguan pola napas berhubungan dengan kelumpuhan otot pernapasanb. Penurunan curah jantungTindakan Gawat Darurat

    a. Gangguan pola napas1) Jika terjadi henti nafas lakukan langkah (Breathing), lakukan bantuan

    pernafasan dengan cara mouth to mouth atau dengan ambu bag

    2) Terapi oksigen3) Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker venturi atau nasal prong4) Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP)

    atau PEEP

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    13/21

    13

    5) Pemantauan hemodinamik/jantung

    b. Penurunan curah jantung1) Jika terjadi henti jantung lakukan langkah C (Circulation), pijat jantung

    luar bergantian dengan bantuan pernafasan. Frekuensi 15 kali kompresi

    jantung : 2 kali hembusan ambu bag

    2) Kaji / pantau tekanan darah3) Palpasi nadi radial, catat frekuensi dan ketraturan, auskultasi nadi apical,

    catat frekuensi/irama dan adanya bunyi jantung ekstra

    4) Yakinkan kondisi korban, tenangkan dan istrahatkan korban, kepanikanakan menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat

    penyebaran ke tubuh, terkadang, pasien pinsan dan panic karena kaget

    5) Berikan istrahat psikologi dengan lingkungan tenang membantu pasienhindari situasi stress

    b. Pengkajian Sekunder1) Pengumpulan Data

    Aktivitas / IstrahatGejala : a. Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas

    b. Klien mengatakan pinggang terasa pegalTanda ; Klien nampak lemah

    Makanan dan CairanGejala : Klien mengatakan merasa mual dan muntah

    Tanda ; Klien nampak mual dan muntah

    Nyeri dan KenyamananGejala : Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

    Rasa sakit atau berat didada dan perut Pusing, mata berkunangkunang

    Tanda ; Nampak pembengkakan pada luka gigitan ular Tanda-tanda tusukan gigi

    Integritas egoGejala : Klien mengatakan takut dengan keadaannya

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    14/21

    14

    Tanda ; Reaksi emosi yang kuat, kaget

    2) Pengelompokan DataData Subyektif

    c. Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitasd. Klien mengatakan pinggang terasa pegale. Klien mengatakan merasa mual dan muntahf. Rasa sakit di seluruh persendian tubuhg. Rasa sakit atau berat didada dan peruth. Pusing, mata berkunangkunangi. Klien mengatakan takut dengan keadaannyaData Obyektif

    j. Klien nampak lemahk. Reaksi emosi yang kuat, kagetl. Nampak pembengkakan pada luka gigitan ularm. Ekspresi wajah meringisn.

    Tanda-tanda tusukan gigi

    o. Klien nampak mual dan muntah3) Analisa Data

    Data Penyebab Masalah

    Ds :

    p. Klien mengatakan tidakmampu melakukan aktivitas

    q. Klien mengatakanpinggangnya terasa pegal

    Do :

    r. Klien nampak lemah

    Gigitan ular yang berbisa

    Toksin masuk ke tubuh

    Merangsang saraf saraf

    Kelemahan otot

    Intoleransi aktivitas

    Intoleransi

    aktivitas

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    15/21

    15

    Ds :

    s. Klien mengatakan rasa sakit diseluruh persendian tubuh

    t. Klien mengatakan rasa sakitatau berat didada dan perut

    u. Klien mengatakan pusing, mataberkunangkunang

    Do :

    v. Nampak pembengkakan padaluka gigitan ular

    w. Ekspresi wajah meringis

    Gigitan ular berbisa yang

    mengandung toksin

    Merangsang saraf saraf seluruh

    tubuh

    Merangsang pengeluaran

    bradikin, prostaglandin

    Impuls di sampaikan ke SSP

    bagian korteks serebri

    Thalamus

    Nyeri dipersepsikan

    Nyeri

    Ds :

    x. Klien mengatakan takutdengan keadaannya

    Do :

    y. Reaksi emosi yang kuat, kaget

    Gigitan ular berbisa yang

    mengandung toksin

    Mempengaruhi saraf saraf

    Kurang informasi

    Koping individu tidak efektif

    Cemas

    Cemas

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    16/21

    16

    Pengkajian Keperawatan keracunana. Tanda-tanda vital

    - Distress pernapasan

    - Sianosis

    - Takipnoeb. Neurologi

    IFO menyebabkan tingkat toksisitas SSP lebih tinggi, efek-efeknya termasuk letargi, peka

    rangsangan, pusing, stupor & koma.c. GI Tract

    Iritasi mulut, rasa terbakar pada selaput mukosa mulut dan esofagus, mual dan muntah.d. Kardiovaskuler

    Disritmia.e. Dermal

    Iritasi kulitf. Okuler

    Luka bakar kurneag. Laboratorium

    Eritrosit menurun

    Proteinuria

    Hematuria

    Hipoplasi sumsum tulangDiagnostik

    Radiografi dada dasar/foto polos dada

    Analisa gas darah, GDA, EKG

    Intervensi secara umum

    Perawatan Suportif

    1. Jalan nafas

    2. Pernapasan

    Diagnosa keperawatan

    a. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung toksisitasIFO, proses inflamasi.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    17/21

    17

    b. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kerentanan pribadi,kesulitan dalam keterampilan koping menangani masalah pribadi.

    c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnyacairan tubuh secara tidak normal

    Intervensi Keperawatan

    Diagnosa 1 :

    Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek langsung toksisitas IFO, proses

    inflamasi.

    Tujuan : Pola napas efektif

    Kriteria Evaluasi :

    - RR normal : 1420 x/menit

    - Alan napas bersih, sputum tidak ada

    Intervensi Rasional

    1. Pantau tingkat, irama pernapasan &suara napas serta pola pernapasan

    2. Tinggikan kepala tempat tidur3. Dorong untuk batuk/ nafas dalam4. Auskultasi suara napas5. Berikan O2 jika dibutuhkan6. Kolaborasi untuk sinar X dada, GDA

    1.Efek IFO mendepresi SSP yang mungkindapat mengakibatkan hilangnya

    kepatenan aliran udara atau depresipernapasan, pengkajian yang berulang

    kali sangat penting karena kadar

    toksisitas mungkin berubah-ubah secara

    drastis.

    2.Menurunkan kemungkinan aspirasi,diagfragma bagian bawah untuk untuk

    menigkatkan inflasi paru.

    3.Memudahkan ekspansi paru & mobilisasisekresi untuk mengurangi resiko

    atelektasis/pneumonia

    4.Pasien beresiko atelektasis dihubungkandengan hipoventilasi & pneumonia.

    5.Hipoksia mungkin terjadi akibat depresipernapasan

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    18/21

    18

    6.Memantau kemungkinan munculnyakomplikasi sekunder seperti

    atelektasis/pneumonia, evaluasi

    kefektifan dari usaha pernapasan.

    Diagnosa 2 :

    Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kerentanan pribadi, kesulitan dalam

    keterampilan koping menangani masalah pribadi.

    Tujuan : Koping individu efektif, tidak terjadi kerusakan perilaku adaptif dalam

    pemecahan masalah.

    Kriteria Evaluasi :

    - Klien mampu mengungkapkan kesadaran tentang penyalahgunaan bahan insektisida.

    - Mampu menggunakan keterampilan koping dalam pemecahan masalah

    - Mampu melakukan hubungan /interaksi social.

    Intervensi Rasional

    1. Pastikan dengan apa pasien ingindisebut/dipanggil.

    2. Tentukan pemahaman situasi saat ini &metode koping sebelumnya terhadap

    masalah kehidupan.

    3. Berikan umpan balik positif4. Pertahankan harapan pasti bahwa

    pasien ikut serta dalam terapi

    5. Gunakan dukungan keluarga/temansebaya untuk mendapatkan cara-cara

    koping.

    6. Berikan informasi tentang efekmeneguk insektisida

    7. Bantu pasien untuk menggunakanketerampilan relaksasi

    1. Menunjukkan penghargaan dan hormat2. Memberi informasi tentang derajat

    menyangkal, mengidentifikasi koping

    yang digunakan pada rencana

    perawatan saat ini

    3. Umpan balik yang positif perlu untukmeningkatkan harga diri dan

    menguatkan kesadaran diri dalam

    perilaku

    4. Keikut sertaan dihubungkan deganpenerimaan kebutuhan terhadap

    bantuan, untuk bekerja.

    5. Dengnan pemahaman dan dukungandari keluarga /teman sebaya dapat

    membantu menngkatkan kesadaran.

    6. Agar klien mengetahui efek samping

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    19/21

    19

    yang berakibat fatal pada organ-organ

    vital bila menelan insektisida (baygon)

    7. Relaksasi adalah pengembangan carabaru menghadapi stress

    Diagnosa 3 :

    Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh

    secara tidak normal

    Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan

    Kriteria evaluasi :

    Keseimbangan cairan adekuat

    - Tanda-tanda vital stabil

    - Turgor kulit stabil

    - Membran mukosa lembab

    - Pengeluaran urine normal 12 cc/kg BB/jam

    Intervensi Rasional

    1. Monitor pemasukan dan pengeluarancairan.

    2. Monitor suhu kulit, palpasi denyutperifer.

    3. Catat adanya mual, muntah,perdarahan

    4. Pantau tanda-tanda vital

    5. Berikan cairan parinteral dengankolaborasi dengan tim medis.

    6. Kolaborasi dalam pemberian

    1. Dokumentasi yang akurat dapatmembantu dalam mengidentifikasi

    pengeluran dan penggantian cairan.

    2. Kulit dingain dan lembab, denyut yanglemah mengindikasikan penurunan

    sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk

    pengantian cairan tambahan.

    3. Mual, muntah dan perdarahan yangberlebihan dapat mengacu pada

    hipordemia.

    4. Hipotensi, takikardia, peningkatanpernapasan mengindikasikan kekurangan

    cairan (dehindrasi/hipovolemia).

    5. Cairan parenteral dibutuhkan untukmendukung volume cairan /mencegah

    hipotensi.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    20/21

    20

    antiemetic

    7. Berikan kembali pemasukan oralsecara berangsur-angsur.

    6. Antiemetik dapat menghilangkanmual/muntah yang dapat menyebabkan

    ketidak seimbangan pemasukan.

    7. Pemasukan peroral bergantung kepadapengembalian fungsi gastrointestinal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arief, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika. Aesculapius,Jakarta.

  • 7/22/2019 Tugas GADAR Keracunan

    21/21

    21

    Departemen kesehatan RI, ( 2000 ) Resusitasi jantung, paru otak Bantuan hidup lanjut (

    Advanced Life Support ) Jakarta.

    Emerton, D M ( 1989 ) Principle And Practise Of nursing , University of Quennsland

    Press, Australia.

    InfoPOM Badan POM Volume 5 No. 1 Januari 2004, Keracunan YanDisebabkan Gas

    Karbon Monoksida, Jakarta.

    LabUPF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Soetomo Surabaya,( 1994 ) Pedoman Diagnosis

    dan Terapi, Surabaya.

    Marylin. D (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.

    Olson, KR, 2004 Cargbon Monoxide, Poisoning & Drug Overdose, Fourthedition, Mc.

    Graw Hill, Singapore